Indonesia telah resmi memiliki bursa karbonnya sendiri sejak 26 September lalu.
Diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dioperasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) mengindikasikan langkah awal yang positif terkait pertumbuhan ekonomi hijau di negara ini.
Berhubung statusnya masih baru, tentunya masih ada yang bisa disempurnakan lagi dari penyelanggaraan bursa karbon nasional ini.
Untuk membahas topik ini, kami kembali menghubungi tim envmission, yang sebelumnya sempat memberikan gambaran luas mengenai kondisi ekosistem pasar karbon Indonesia saat ini.
Berikut adalah hasil perbincangan singkat tim Solum.id dengan envmission mengenai Bursa Karbon Indonesia. Sebagian besar teksnya sudah disunting agar lebih mudah dibaca.
Apa saja hal yang sudah terlaksana dengan baik di Bursa Karbon Indonesia?
Kami bersyukur bahwa perdagangan karbon sudah mulai dilakukan di Indonesia. Hal ini dapat diartikan sebagai langkah maju bagi pihak-pihak yang selama ini berjuang untuk mengatasi perubahan iklim.
Selain itu, kami juga mengapresiasi penggunaan teknologi blockchain untuk mendeteksi asal muasal unit karbon yang diperdagangkan sehingga tidak terjadi double accounting.
Sebaliknya, apa saja hal yang masih harus diperbaiki?
Kemudahan untuk ikut serta, terutama bagi pihak dari sektor Forestry and Other Land Uses (FOLU), khususnya pemilik lahan skala kecil dan juga pembeli dari luar negeri.
Masih kurangnya sosialisasi juga menyebabkan rendahnya peserta perdagangan karbon, baik dari sisi pembeli maupun penjual.
Lebih lanjut, sektor swasta juga cenderung masih belum terdorong untuk terjun dengan lebih aktif dalam perdagangan karbon akibat belum diterapkannya kebijakan pajak karbon.
Bagaimana pendapat tim envmission mengenai harga unit karbon yang ditetapkan?
Adanya kenaikan harga pada pembukaan dan penutupan harga karbon merupakan tanda bahwa ketertarikan pasar cukup besar, meskipun harga yang dijual masih di bawah $5. Sebagai perbandingan, harga unit karbon di negara-negara lain bisa mencapai angka $10-$40.
Hal ini mengindikasikan bahwa peran serta perdagangan high integrity carbon dan penjualan kredit karbon ke pasar internasional dalam skema transfer Nationally Determined Commitment (NDC) — yang diatur oleh artikel 6.2 dan 6.4 dalam “Kesepakatan Paris” — sangatlah penting untuk menaikkan harga jual kredit karbon.
Apakah ada pendapat atau catatan khusus mengenai banyaknya bank yang membeli unit karbon di perdagangan perdana IDXCarbon?
Kami mengapresiasi langkah sektor perbankan yang mendukung perdagangan karbon sebagai bagian dari green financing dan Environment, Social and Governance (ESG).
Pasalnya, bagaimanapun juga kita membutuhkan sektor-sektor yang menjadi pionir dalam melakukan pembelian karbon di masa awal perdagangan karbon di Indonesia.
Perdagangan kredit karbon juga sangat penting bagi bank dan institusi finansial lainnya karena emisi GRK yang dihasilkan institusi finansial terkonsentrasi dalam lingkup “Scope 3” dalam carbon accounting, yakni sumber emisi tidak langsung dari aktivitas bisnis klien dan investasi.
Maka dari itu, mekanisme perdagangan karbon merupakan opsi strategis bagi sektor perbankan untuk melaksanakan dekarbonisasi portofolio, serta secara tidak langsung memberikan jaminan bagi pihak investor dan pelanggan sebagai institusi yang menjalankan prinsip ekonomi berkelanjutan.
Jaminan tersebut direfleksikan dari naiknya ESG rating serta turunnya nilai transition risk (risiko transisi) untuk transisi ke ekonomi rendah karbon dalam kerangka Task Force on Climate-Related Financial Disclosures (TCFD).
Bagaimana startup seperti envmission bisa membantu atau berkontribusi terhadap penyelenggaraan bursa karbon di Indonesia?
Sebagai startup, kami dapat menjadi partner dan penyedia teknologi untuk mempermudah akses dan aktivitas nilai ekonomi karbon kepada masyarakat luas, termasuk kegiatan edukasi.
Kami juga bercita-cita mewujudkan bursa karbon Indonesia yang identik dengan kredit karbon berintegritas tinggi, yang juga memberikan dampak positif terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Hal tersebut tentunya hanya dapat diraih dengan “walk the talk“, mematuhi regulasi yang berlaku, serta merangkul pihak masyarakat lokal, akademisi, dan juga bekerja sama dengan perusahaan dan pemerintah.
Sebagai partner bagi perusahaan, kami dapat membantu mengetahui berapa banyak karbon yang perlu di-offset. Dan sebagai partner bagi project developer, kami juga dapat membantu memastikan high integrity carbon dalam karbon yang akan dijual di bursa.
Pasalnya, dengan memastikan eksistensi high integrity carbon, maka secara tidak langsung kami akan berkontribusi bagi perlindungan alam dan menarik pihak swasta untuk terlibat dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Gambar header: Freepik.