Produsen mobil Nissan dikabarkan hanya akan menjual mobil listrik atau EV untuk pasar Eropa pada tahun 2030. Rencana ini didukung oleh beberapa hal, perilisan model baru yang akan full electric di Eropa, serta rencana tahun 2027, 98% mobil yang dijual di Eropa ada unsur listriknya, baik hybrid atau full EV.
Seperti dikutip dari Reuters, Nissan akan merilis 19 model EV baru di tahun 2030. Strategi untuk secara penuh beralih ke mobil listrik selaran dengan tren pabrikan mobil yang menempuh langkah yang mirip untuk pasar Eropa atau global.
Renault berencana membuat semua mobil yang dirilis 2030 adalah mobil listrik, lalu ada pula Ford dan Stellantis yang akan juga mengambil langkah full electric untuk pasar Eropa di tahun 2030. Sedangkan Volvo berencana untuk secara global menjual hanya EV di tahun 2030.
Di banyak negara, tren EV memang tidak terbendung, apalagi kalau berbicara persaingan, banyak brand mobil baru yang bisa mengambil pangsa pasar pemain lama dengan merilis full EV. Secara sederhana, mau tidak mau brand mobil konvensional juga ikutan. Apalagi di beberapa wilayah, urusan net zero emission punya dasar peraturan yang ketat sehingga pelaku bisnis harus tunduk.
Di Indonesia sendiri, tren EV naik dalam beberapa tahun ke belakang, meski adopsinya masih malu-malu kucing. Sisi konsumen sepertinya lebih dominan di sini, belum ada atau belum percayanya konsumen pada ketahanan EV dibanding mobil konvensional, harga, isu bahan baku tidak ramah lingkungan, serta masih belum lengkap dukungan infrastruktur, masih jadi kendala dominan.
Meski demikian, beberapa nama pemain lokal terus mengembangkan brand mereka seperti Electrum, ALVA, serta startup yang bergerak di dukungan infrastruktur pendukung ekosistem EV.
Foto header: Pexels.