Pertamina Geotherma Energy mengumumkan pencapaian positif untuk Laba Kuartal III tahun 2023. Dari rilis yang diterima Solum, disebutkan pula angka dari pendapatan emiten panas bumi milik negara ini dari penjualan perdana pasar karbon beberapa waktu silam.
Pertamina Geothermal Energy membukukan pendapatan kredit karbon sebesar USD 732 ribu atau 11,3 miliar rupiah dari penjualan perdana pasar karbon di Indonesia yang dilakukan pada bulan September lalu.
Indonesia sendiri akhirnya memiliki perdangan karbon resmi bulan September lalu. Dan transaksi hari pertamanya mencapai 459.953 ton unit karbon yang diperdagangkan dari total 27 transaksi. Nilainya sendiri setara dengan 29,2 miliar rupiah.
Dalam laporan laba kuartal III, Pertamina Geo Energy juga mengungkapkan beberapa pencapaian, antara lain:
- Kuartal III-2023 laba Perseroan sukses melampaui raihan laba sepanjang tahun 2022 yang pada saat itu mencapai USD 127,3 juta.
- Laporan kuartal III-2023 kenaikan laba bersih sebesar 19,7 persen year-on-year. Dari USD 111,4 juta menjadi USD 133,4 juta atau Rp2,065 triliun (kurs Rp 15.487 per 30 September 2023).
- Pendapatan usaha alami peningkatan dari USD 287,4 juta menjadi USD 308,9 juta atau Rp4,7 triliun year-on-year.
- Tingkat debt to equity ratio (DER) yang kuat, yaitu di 36,8 persen.
- Sisi ekuitas Perseroan juga menunjukkan tren meningkat dari USD 1,25 juta menjadi USD 1,93 juta atau Rp29,8 miliar apabila dibandingkan dengan 31 Desember 2022.
- PGE berada dalam kondisi keuangan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk membayar hutang dan menghasilkan laba.
- Sedangkan liabilitas Perseroan turun dari USD 1,22 juta menjadi USD 960 ribu atau Rp14,8 miliar.
- Dari seluruh area, sampai dengan kuartal III-2023 pendapatan PGE Area Kamojang menyumbang pendapatan terbesar Perseroan senilai USD 109,6 juta atau Rp1,6 triliun, yang kemudian disusul oleh PGE Area Ulubelu senilai USD 86,1 juta atau Rp1,3 triliun
Dikutip dari rilis, Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Nelwin Aldriansyah mengatakan pencapaian ini menunjukkan bahwa PGE telah berhasil mengelola keuangan dengan baik. “Selain itu juga PGE telah mampu meningkatkan kinerja operasional dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya.
“Pencapaian yang sudah sangat baik ini tentunya akan menjadi pemacu kami untuk dapat terus tumbuh dan berkembang dalam menyediakan energi hijau bagi masyarakat Indonesia,” tutup Nelwin.
Dalam rilis yang dikirimkan juga disebutkan bahwa emiten ini sedang menjalankan kerja sama untuk mencapai tujuan sebagai world class green energy company, kerja sama tersebut antara lain dengan Chevron dalam pengembangan Way Ratai, Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi Longonot Kenya, serta kerja sama dengan Geothermal Development Company (GDC).