Industri penyimpanan energi Tiongkok tumbuh pesat

Industri Penyimpanan Energi di Tiongkok Tumbuh Pesat

Tiongkok merupakan salah satu negara dengan progres transisi energi yang sangat maju. Tak hanya dalam konteks pemanfaatan sumber energi terbarukan, Tiongkok juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat di bidang penyimpanan energi.

Kota Nanjing di bagian timur Tiongkok menjadi pusat perhatian inovasi energi terbarukan dengan kehadiran stasiun penyimpanan energi berskala besar.

Melibatkan 88 modul baterai dengan kapasitas penyimpanan sebesar 200.000 kilowatt hours (kWh), fasilitas ini mampu memenuhi kebutuhan listrik 26.000 rumah tangga selama satu hari, atau kurang lebih setara kemampuan pembangkit listrik skala menengah.

Fasilitas ini menjadi bukti komitmen dan prioritas Tiongkok dalam mengembangkan industri penyimpanan energi sebagai solusi untuk mengatasi masalah ketidakstabilan dari pembangkit listrik yang bersumber pada energi terbarukan, khususnya energi surya dan angin yang sifatnya intermiten.

Penyimpanan energi memegang peranan penting dalam mengatasi fluktuasi permintaan listrik pada jam-jam sibuk dan jam-jam lowong, sekaligus memfasilitasi pemanfaatan energi ramah lingkungan yang kian meningkat seiring berjalannya waktu.

Pada paruh pertama 2023, untuk pertama kalinya kapasitas terpasang energi terbarukan di Tiongkok berhasil melampaui pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Keberhasilan Tiongkok di sektor ini tidak lepas dari kemampuan manufaktur baterai yang kuat. Raksasa baterai Tiongkok, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL), telah membangun dan mengoperasikan fasilitas produksi berkapasitas 30 gigawatt hours (GWh) di provinsi Guizhou.

Selain dominasi baterai litium-ion — yang mencakup 97,4% dari kapasitas penyimpanan energi pada akhir 2023 — Tiongkok juga secara aktif mengembangkan teknologi penyimpanan baru.

Beberapa yang sudah berjalan di antaranya adalah teknologi udara bertekanan (compressed air energi storage/CAES) dengan proyek berkapasitas 300 megawatt (MW), serta proyek baterai liquid flow berkapasitas 100 MW.

Administrasi Energi Nasional (NEA) Tiongkok sebelumnya juga menyebut bahwa teknologi-teknologi baru seperti penyimpanan gravitasi, penyimpanan udara cair, dan penyimpanan karbon juga sudah mulai dikembangkan.

Apa yang ditunjukkan Tiongkok ini sejatinya merupakan indikasi kuat bahwa penyimpanan energi sama sekali tak boleh disepelekan, khususnya bagi negara-negara yang banyak bergantung pada energi surya dan energi angin.

Sumber: Antara.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *