Produksi listrik tenaga air turun akibat kekeringan

Akibat Perubahan Iklim, Produksi Listrik Tenaga Air Turun Signifikan

Keterbatasan pasokan energi dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) akibat kekeringan di seluruh dunia mencegah penurunan emisi karbon secara keseluruhan di sektor energi pada paruh pertama tahun 2023.

Hal ini terjadi di saat pasokan energi dari pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya justru mengalami pertumbuhan, demikian lapor lembaga think tank Ember.

Data yang dikumpulkan Ember menunjukkan bahwa emisi total sektor energi naik sebesar 0,2% pada paruh pertama tahun ini meskipun pangsa tenaga angin dan surya dalam pasokan listrik global naik menjadi 14,3% selama periode yang sama (naik 1,5% dibandingkan dengan paruh pertama tahun 2022).

“Meski pertumbuhan luar biasa tenaga angin dan surya terkesan menggembirakan, kita tidak bisa mengabaikan realitas pahit dari kondisi hidro yang buruk yang diperparah oleh perubahan iklim,” ujar Malgorzata Wiatros-Motyka, analis kelistrikan senior di Ember, seperti dikutip oleh Reuters.

Produksi listrik dari tenaga air turun sekitar 177 terawatt hour (TWh) akibat kekeringan. Dari jumlah tersebut, sekitar tiga perempatnya berasal dari Tiongkok. Padahal, Tiongkok sendiri sempat memimpin dalam hal peningkatan kapasitas produksi listrik dari tenaga air di tahun 2022.

Penurunan produksi listrik dari tenaga air ini pada akhirnya mencegah penurunan emisi karbon. Data dari Ember menunjukkan bahwa seandainya produksi listrik dari tenaga air tetap stabil dari tahun ke tahun, emisi karbon semestinya bisa turun sebesar 2,9%.

Untuk mengisi celah pasokan, sebagian produksi listrik pun harus kembali mengandalkan bahan bakar fosil. Data dari Ember menunjukkan bahwa produksi listrik dari batu bara meningkat sebesar 8% di Tiongkok, sementara produksi listrik dari gas meningkat 8,1% di Amerika Serikat.

Namun pertumbuhan permintaan listrik yang rendah justru membantu menekan kenaikan emisi karbon. Laporan Ember menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan total tahun ini hanya 0,4%, relatif kecil jika dibandingkan dengan rata-rata historis selama satu dekade yang sebesar 2,6% per tahun.

Belum lama ini, International Energy Agency (IEA) melaporkan bahwa investasi energi bersih harus terus ditingkatkan setiap tahunnya agar Bumi tidak bertambah panas melebihi target yang ditetapkan.

Gambar header: Freepik.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *