Swap Energi, perusahaan pengembang baterai sepeda motor listrik, baru-baru ini membukukan pendanaan seri A senilai $22 juta.
DailySocial.id melaporkan bahwa nilai pendanaan terbaru ini tiga kali lipat lebih besar ketimbang yang diperoleh Swap pada putaran pendanaan pra-seri A di bulan April 2023.
Didirikan pada tahun 2019, Swap Energi mencoba menjawab tantangan yang muncul ketika tren sepeda motor listrik mulai marak, yakni proses pengisian ulang baterai yang memakan waktu.
Idenya adalah, ketimbang harus memarkir kendaraan di stasiun pengisian selama berjam-jam untuk mengisi baterainya, pengguna hanya perlu singgah sebentar saja untuk menukar modul baterai yang terpasang pada kendaraan dengan modul baru yang telah terisi penuh.
Model ini terbukti populer. Berdasarkan temuan Deloitte Indonesia dan Foundry, dari hampir 26.000 unit sepeda motor listrik yang mengaspal di tanah air pada tahun 2022, lebih dari separuhnya merupakan model yang mengadopsi sistem tukar baterai.
Selama sekitar empat tahun beroperasi, Swap juga telah memperluas cakupan area operasionalnya secara signifikan.
Tercatat sejauh ini Swap memiliki lebih dari 1.300 stasiun penukaran baterai yang tersebar di kota-kota di Pulau Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Dua merek sepeda motor listrik yang menggunakan baterai beserta infrastruktur milik Swap sendiri sejauh ini adalah Smoot dan Minerva.
Dengan suntikan dana segar yang diterimanya ini, Swap tentu memiliki potensi untuk semakin mempercepat pertumbuhan bisnis beserta jaringan stasiun penukaran baterainya.
Namun Swap bukanlah pemain satu-satunya di ranah ini. Laporan Deloitte dan Foundry mencatat ada tiga pemain besar lain yang juga menghadirkan ekosistem penukaran baterai sepeda motor listrik, yaitu Sistem Ganti Baterai (SGB), Gogoro, dan Oyika.
SGB merupakan ekosistem penukaran baterai yang dibangun oleh produsen sepeda motor listrik lokal Volta.
Gogoro di sisi lain merupakan startup asal Taiwan yang sempat bekerja sama dengan grup Gojek. Namun per November 2023 lalu, keduanya telah resmi menghentikan kerja samanya, bertepatan dengan peluncuran sepeda motor listrik perdana dari Electrum (anak usaha Gojek yang membangun ekosistem penukaran baterainya sendiri).
Untuk Oyika, ekosistem penukaran baterai yang dibangunnya sejauh ini cukup sering menjadi kepercayaan bengkel-bengkel yang memiliki izin dan sertifikasi untuk melakukan konversi sepeda motor listrik, seperti misalnya Electric Wheel asal Bali.