Startup Avnos kembangkan teknologi penangkapan karbon dari udara yang sangat unik

Startup Ini Kembangkan Teknologi Penangkapan Karbon dari Udara yang Sangat Unik

Dalam konteks carbon capture and storage (CCS), metode direct air capture (DAC) adalah yang paling mahal untuk diimplementasikan.

Tak hanya mengonsumsi banyak energi, DAC pun sering kali juga melibatkan penggunaan air dalam jumlah besar.

Kabar baiknya, teknologi penangkapan karbon langsung dari udara ini masih terus aktif dikembangkan, dan terkadang muncul sebuah terobosan yang membuktikan sebaliknya. Contohnya seperti yang dilakukan oleh startup asal Amerika Serikat bernama Avnos berikut ini.

Berbeda dari teknologi DAC pada umumnya, teknologi yang dikembangkan Avnos sama sekali tidak mengonsumsi air dalam prosesnya. Sebaliknya, air justru jadi produk sampingan yang dihasilkan.

Avnos menamai teknologinya dengan istilah hybrid direct air capture (HDAC), dan prinsip kerja dasarnya mirip seperti perangkat dehumidifier: udara dihisap dan dialirkan menuju sederet filter, sebelum akhirnya air dan karbon dioksida (CO2) diekstraksi secara terpisah.

Rasio air dan CO2 yang dihasilkan sendiri adalah 5:1. Artinya, untuk setiap 1 ton CO2 yang terkumpul, Avnos mengeklaim dapat menghasilkan sekitar 5 ton air.

Sebagai pembanding, teknologi DAC konvensional biasanya mengonsumsi 5-10 ton air per satu ton CO2 yang terkumpul.

Air yang dihasilkan ini tentu saja dapat dijual — yang tadinya memakan biaya pengeluaran dalam metode DAC konvensional kini menjadi sumber pemasukan tambahan dalam metode HDAC.

Selama prosesnya berlangsung, teknologi HDAC besutan Avnos ini juga tidak memerlukan panas, sehingga pada akhirnya total energi yang dikonsumsi bisa sampai 50 persen lebih rendah daripada teknologi DAC konvensional.

Avnos Hybrid Direct Air Capture

Inovasi yang dilakukan Avnos ini berhasil menarik perhatian banyak investor. Sejauh ini, Avnos tercatat telah menerima pendanaan total senilai $80 juta dari perusahaan minyak ConocoPhillips dan Shell Ventures, serta perusahaan penerbangan JetBlue Ventures.

Ketertarikan tiga perusahaan tersebut bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, CO2 yang dikumpulkan oleh Avnos dapat dijadikan bahan baku sustainable aviation fuel (SAF).

Berdasarkan laporan Forbes, Avnos berencana memulai operasi komersialnya pada tahun 2025.

Sebelumnya, Avnos sudah lebih dulu mengoperasikan sebuah fasilitas pengujian di Bakersfield, California, dengan kemampuan untuk menghapuskan hingga 30 ton CO2 dan menghasilkan 150 ton air per tahun.

Tahun ini, Avnos berniat mengoperasikan modul yang lebih besar yang diproyeksikan mampu menghapuskan 300 ton Co2 dan memproduksi 1.500 ton air.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *