Beberapa tahun terakhir ini jumlah lampu penerangan jalan umum tenaga surya (PJUTS) terus bertambah banyak. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam setahun terakhir ini saja ada 21.122 unit PJUTS yang terpasang di 31 provinsi (2023 hingga 24 Maret 2024).
Kendati demikian, jumlah tersebut sebenarnya masih kurang dari yang ditargetkan, yakni 31.075 unit. Kementerian ESDM sendiri menarget ada penambahan 1.663 unit PJUTS yang dipasang hingga akhir Maret 2024, atau sekitar 73,3% dari target awal (22,785 unit).
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa saat ini masih ada sisa target 8.290 titik yang belum rampung, yang rencananya akan direalisasikan dengan menggunakan APBN tahun anggaran 2024.
Sebagai informasi, instalasi PJUTS ini merupakan bagian dari rangkaian program penghematan energi yang dilakukan pemerintah, yang bertujuan untuk memberikan penerangan dengan sumber energi yang ramah lingkungan, bukan dengan sumber energi fosil yang tinggi emisi.
Secara lengkap, setiap unit PJUTS terdiri dari panel tenaga surya (modul surya fotovoltaik), elemen optik, elemen elektrik, struktur tiang penopang, dan fondasi tiang. Pada tahun 2023, anggaran yang dialokasikan untuk PJUTS adalah sebesar 473,79 miliar rupiah.
Berdasarkan laporan Katadata, sejak mulai dilaksanakan pada tahun anggaran 2015 hingga 2022, program ini telah berhasil melakukan pemasangan PJUTS sebanyak 111.233 unit, atau setara dengan penerangan jalan sepanjang 5.562 kilometer.
Sayangnya, hingga hari ini masih ada beberapa daerah yang sama sekali belum tersentuh oleh program pemasangan PJUTS. Daerah-daerah yang dimaksud adalah Sumatra Barat, Sulawesi Utara, Papua Barat, dan Papua Pegunungan.
“Melihat proses realisasi pemasangan PJUTS ada beberapa seperti Sumbar 0%, memang kurang, dan beberapa titik Sulawesi bagian utara 0%, Papua Barat 0% dan Papua Pegunungan 0%,” ungkap Eniya, seperti dikutip dari detik.com.
“Dari semuanya kita upayakan update per kemarin sehingga prognosa untuk 30 Maret itu bisa kita akan sedikit perbaikan,” lanjutnya.
Gambar header: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.