Amazon Web Services (AWS) memperluas jangkauan layanan cloud publiknya dengan mengakuisisi pusat data (data center) bertenaga nuklir. Kesepakatan senilai $650 juta ini dilakukan dengan Talen Energy, perusahaan penyedia fasilitas pembangkit dan jaringan listrik di Amerika Serikat.
Akuisisi ini meliputi kepemilikan atas kompleks pusat data bernama Cumulus, yang dibangun oleh Talen Energy di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 2,5 gigawatt (GW) miliknya di kawasan Pennsylvania.
Berdasarkan laporan The Register, Cumulus tercatat mempunyai kapasitas 48 megawatt (MW) saat pertama beroperasi pada awal 2023. Namun kapasitas tersebut masih bisa bertambah lebih jauh lagi karena pembangunannya memang belum benar-benar rampung.
Amazon sendiri memiliki kontrak perjanjian pembelian tenaga listrik dengan Talen hingga sebesar 960 MW dalam beberapa tahun ke depan, mengindikasikan niat Amazon untuk semakin memperbesar kapasitas Cumulus.
Akuisisi ini menjadi bukti lain komitmen Amazon dalam berinvestasi pada energi rendah karbon guna mengakomodasi bisnis pusat datanya yang terus berkembang.
Sebelumnya, raksasa e-commerce ini juga sempat menandatangani perjanjian pembelian listrik dengan sebuah komplek pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di kawasan Oregon.
PLTB yang dioperasikan oleh perusahaan bernama Avangrid tersebut memiliki total 40 turbin yang mampu menghasilkan daya gabungan sebesar 90 MW dalam kondisi yang optimal.
Amazon juga telah menjajaki alternatif pembangkit listrik tradisional. Awal tahun lalu, perusahaan tersebut mengumumkan rencana untuk menggunakan sel bahan bakar gas alam berkapasitas 75 MW di tiga lokasi.
Generator ini bekerja mirip dengan sel bahan bakar hidrogen, tetapi masih menghasilkan emisi CO2. Pun demikian, teknologi ini punya potensi untuk dikonversi sehingga dapat menggunakan hidrogen dan menjadi bebas emisi.
Peralihan ke sumber energi yang ramah lingkungan memang sedang menjadi tren di kalangan raksasa teknologi, khususnya yang mengoperasikan berbagai pusat data dalam skala besar.
Menjelang akhir 2023, Google meresmikan fasilitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) untuk menenagai dua pusat datanya di negara bagian Nevada.
Dalam konteks energi nuklir, ada Microsoft yang diketahui tengah mempertimbangkan pemanfaatan tenaga nuklir berbasis reaktor modular kecil (small modular reactor/SMR).