BMKG: Tinggi Permukaan Air Laut Indonesia Naik Hingga 1,2 cm per Tahun

BMKG: Tinggi Permukaan Air Laut Indonesia Naik Hingga 1,2 cm per Tahun

Perubahan iklim memicu pemanasan global, yang pada akhirnya berujung pada kenaikan permukaan air laut akibat pencairan es kutub.

Tanpa kita sadari, dampaknya sudah mulai terasa. Menurut estimasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tinggi permukaan laut di Indonesia mengalami kenaikan 0,8-1,2 centimeter (cm) per tahun akibat perubahan iklim.

Seperti dilaporkan oleh Antara, Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Klimatologi Pusat Litbang BMKG, Donaldi Permana, menekankan signifikansi dari hal ini karena dapat berdampak pada hilangnya beberapa pulau kecil maupun daerah kota di pesisir.

Dalam pemaparannya, Donaldi menyebutkan bahwa perubahan iklim memicu kenaikan suhu sebesar 0,45 hingga 0,75 derajat Celsius di Indonesia.

Secara global, suhu rata-rata sendiri juga mengalami peningkatan sebesar 1,20 plus minus 0,12 derajat Celsius selama 10 tahun terakhir (2014-2023).

Peningkatan suhu ini menyebabkan pemanasan global terutama akibat tingginya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer (yang sendirinya disebabkan oleh konsumsi bahan bakar fosil yang masif) di samping deforestasi untuk pembukaan lahan.

Suhu yang meningkat itu turut memicu pencairan es di kutub utara dan selatan, yang pada akhirnya mendorong kenaikan permukaan air laut secara global sebesar 4,72 milimeter per tahun untuk periode Januari 2013-Desember 2022.

“Yang terdampak lebih awal kenaikan tinggi muka laut adalah negara di wilayah iklim tropis dibandingkan negara di belahan bumi utara dan selatan,” ungkap Donaldi.

Estimasinya, sebanyak 18 ribu kilometer garis pantai Indonesia masuk kategori rentan akibat perubahan iklim dengan perubahan curah hujan sekitar 75 milimeter per bulan.

Selain itu, diperkirakan 5,8 juta kilometer persegi wilayah perairan Indonesia berbahaya bagi kapal nelayan, khususnya yang berukuran kurang dari 10 gross tonage (GT).

Untuk mengantisipasi hal ini, Donaldi menekankan perlunya upaya mitigasi di antaranya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke energi bersih atau energi terbarukan.

Lebih lanjut, gerakan penghijauan, prinsip hemat listrik, hingga pengurangan penggunaan kendaraan pribadi juga dapat membantu memitigasi dampak perubahan iklim.

Gambar header: Unsplash.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *