Tahun lalu, total investasi yang masuk ke startup climate tech justru turun. Hal itu terjadi karena kondisi ekonomi global yang kurang kondusif. Melonjaknya tingkat bunga dan inflasi membuat para investor enggan untuk menanamkan modal ke startup yang bergerak di climate tech. Padahal, sekarang, masalah yang muncul akibat krisis iklim semakin banyak.
Saat ini, total nilai dari pasar investasi untuk Sustainable Development Goal (SDG) diperkirakan hanya mencapai US$1,16 triliun. Angka ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan total nilai aset di bawah tanggung jawab perusahaan manajemen, yang mencapai lebih dari US$100 triliun.
Kabar baiknya, investasi di bidang teknologi iklim masih mengalami kenaikan. Dan tampaknya, momentum itu masih akan terus berlanjut di 2023. Karena, baik investor invididu, korporasi, maupun pemerintah terus mengucurkan dana ke proyek terkait iklim.
Dalam beberapa bulan belakangan, perusahaan dengan model bisnis transformatif terbukti dapat bertahan melewati berbagai masalah ekonomi yang muncul di skala global. Inovasi di bidang ikllim juga masih sangat diperlukan. Menurut World Economic Forum, beberapa teknologi yang punya potensi untuk dikembangkan adalah teknik fermentasi, tempat penyimpanan energi, pengemasan sirkular, teknik daur ulang untuk baterai dari mobil listrik, teknik untuk mendeteksi kebakaran hutan, dan lain sebagainya.
Inovasi dari startup climate tech punya potensi untuk menyelesaikan berbagai masalah yang muncul akibat perubahan iklim. Karena itulah, investor yang mau menanamkan modal di startup climate tech, khususnya impact venture capitals, masih sangat diperlukan.
Menurut Investopedia, impact investing merupakan strategi investasi yang tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan secara finansial, tapi juga memberikan dampak positif ke masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan data dari Global Impact Investing Network (GIIN), lebih dari 88% investor yang menjalankan strategi impact investing mengaku bahwa apa yang mereka dapatkan dari investasi mereka sudah sesuai atau bahkan melebihi harapan mereka.
Sayangnya, data dari GIIN juga menunjukkan, kurang dari 5% dari impact investment disalurkan untuk perusahaan yang mencari pendanaan tahap awal. Dan hanya 2% impact investment yang mendukung perusahaan di bidang lingkungan.
Sumber header: Salesforce