Brian Chan Pak-lam, pebisnis asal Hong Kong, berencana untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) baru di Pulau Bangka pada akhir tahun. Bos dari PT. Rimba Palma Sejahtera Lestari itu mengatakan, selama ini, komunitas nelayan di Pulang Bangka menggantungkan diri pada generator diesel sebagai sumber listrik untuk pendingin yang mereka gunakan.
“Untuk mengekspor tangkapan mereka, para nelayan perlu es, yang membutuhkan listrik. Jika mereka ingin melakukan ekspor dalam jumlah besar, mereka memerlukan sumber energi yang lebih besar untuk penyimpanan hasil tangkapan mereka,” kata Chan, dikutip dari South China Morning Post.
Kali ini bukan pertama kalinya Chan berinvestasi di Indonesia. Bisnis keluarganya, ELL Enviromental Holdings, telah menanamkan investasi di Indonesia sejak 15 tahun lalu. Di 2016, mereka membeli PLTBm di Sumatra. Dan sekarang, dia memutuskan untuk membangun PLTBm baru di Pulau Bangka. Untuk membangun PLTBm itu, Chan akan memanfaatkan peralatan dan teknologi dari Tiongkok. Chan mengungkap, keberadaan PTLBm ini akan menciptakan lowongan pekerjaan baru bagi penduduk Pulau Bangka.
Chan juga menyebutkan, jika dibandingkan dengan Tiongkok, industri energi di Indonesia tidak terlalu kompetitif. Jadi, perusahaannya bisa mendapatkan pemasukan yang lebih besar. Meskipun begitu, dia menambahkan, harga yang ditawarkan oleh perusahaannya tetap lebih murah dari biaya yang nelayan harus keluarkan untuk generator diesel saat ini. Hanya saja, Chan berencana untuk menunda rencana baru perusahaan hingga satu tahun ke depan. Karena, Pemiliha Umum Presiden Indonesia akan diadakan pada Februari 2024.
Sementara itu, mantan bankir asal Malaysia, Henry Hooi Hing Lee berencana untuk menyediakan jasa transportasi udara bagi orang-orang Indonesia yang tinggal di pedesaan. Dia mengatakan, “Ada banyak warga desa yang tidak pernah keluar dari tempat asal mereka karena harga tiket pesawat yang terlalu mahal.”
Untuk menawarkan penerbangan bagi warga pedesaan, Henry akan menggunakan pesawat listrik RX4E, yang didesain oleh Liaoning General Aviation Academy di Tiongkok. Dia mengungkap, RX4E dapat memuat empat penumpang. Sehingga, biaya untuk mengoperasikan pesawat itu pun lebih murah dari pesawat komersial biasa.
“Pesawat listrik bisa digunakan untuk membangun jaringan transportasi, layanan medis, pertanian, survei, atau bahkan, wisata ramah lingkungan,” ujar Henry. “Warga desa juga akan mendapatkn kesempatan lebih banyak untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya mereka tidak bisa lakukan.”
Sumber header: Direktorat Jenderal EBTKE