Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam Pembangunan Rendah Karbon (PRK), dan salah satu langkah terbarunya diwujudkan melalui kolaborasi dengan pemerintah Inggris.
Baru-baru ini, pemerintah Inggris mengucurkan dana hibah senilai £27,2 juta, atau sekitar 512 miliar rupiah, kepada Indonesia untuk mendukung inisiatif PRK tersebut.
Dana hibah tersebut menandai kelanjutan kerja sama antara Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan Foreign, Commonwealth & Development Office (UK-FCDO) yang dimulai di tahun 2017.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menekankan bahwa krisis iklim, meningkatnya polusi, dan kehilangan keanekaragaman hayati merupakan tantangan serius bagi Indonesia.
Menurutnya, krisis-krisis ini terkait erat dengan ekosistem dan dapat mengancam pencapaian target pembangunan, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDG) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Menteri Surharso tidak lupa mengapresiasi dukungan pemerintah Inggris dalam melanjutkan program hibah PRK atau Low Carbon Development Initiative (LCDI) ini.
Beliau berharap kerja sama ini dapat memperkuat perencanaan dan penerapan ekonomi hijau di Indonesia, sesuai dengan salah satu agenda pembangunan yang telah ditetapkan dalam rancangan RPJPN 2025-2045, serta untuk mendukung pencapaian target emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat.
“Untuk itu transformasi ekonomi diperlukan, yakni melalui ekonomi hijau yang menempatkan Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim sebagai tulang punggung dari jalan pembangunan kita,” tutur Menteri Suharso, seperti dikutip dari siaran pers.
Program hibah LCDI ini dinilai akan memperkuat PRK di berbagai daerah di Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Hal ini akan diwujudkan melalui integrasi PRK ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah, baik secara nasional maupun regional, peningkatan kapabilitas, pengembangan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan, dan uji coba teknologi rendah karbon.
Menteri Inggris untuk Indo-Pasifik, Anne-Marie Trevelyan, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dan inovasi yang pesat di Indonesia memberikan peluang besar bagi kedua negara untuk berkolaborasi. Hal ini meliputi perdagangan, investasi, serta kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon akan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berkelanjutan dan memiliki ketahanan terhadap dampak perubahan iklim, serta memberikan manfaat bagi masyarakat di Inggris, Indonesia, dan seluruh Indo-Pasifik,” tutup Menteri Trevelyan.
Gambar header: Freepik.