Empat perusahaan asing yang bergerak di bidang energi terbarukan baru saja mengumumkan bahwa mereka akan bersama-sama mengeksplorasi peluang untuk memproduksi komponen panel surya dan sistem penyimpanan energi di Indonesia.
Keempat perusahaan tersebut adalah Vena Energy yang berbasis di Singapura, Suntech dan REPT Battero dari Tiongkok, dan Powin yang bermarkas di Amerika Serikat. Mereka sepakat untuk membangun pabrik produksi panel surya fotovoltaik dan sistem penyimpanan energi, yang nantinya akan jadi bagian dari proyek surya milik Vena Energy di Batam.
Proyek hasil kerja sama ini diklaim bakal memiliki kapasitas produksi lebih dari 2 gigawatt (GW) tenaga surya, serta dapat menampung lebih dari 8 GWh energi bersih.
Menurut keterangan dari Nitin Apte selaku CEO Vena Energy, proyek ini dijadwalkan akan memasuki tahap konstruksi pada tahun 2026. Saat ini, Vena Energy dan mitra bisnisnya masih dalam proses mengurus perizinan yang diperlukan untuk mengalirkan atau mengekspor listrik ke Singapura.
“Target waktunya 2026 dari sekarang itu sudah mulai konstruksi karena banyak sekali persiapan yang mesti dilakukan untuk perizinan dan lisensi karena pasokan lintas negara itu masih sangat baru,” ucap Nitin dalam acara penandatanganan kerja sama yang digelar di Jakarta, Senin (7/8/2023), seperti dilaporkan Bisnis.com.
Nitin memastikan bahwa kerja sama ini akan membawa investasi besar untuk pengembangan industri panel surya secara menyeluruh di Indonesia. Langkah ini juga merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara pemerintah Indonesia dan Singapura mengenai ekspor listrik dan investasi industri panel surya terintegrasi di Indonesia.
Nota kesepahaman atau MoU tersebut ditandatangani dalam acara “Leader’s Retreat” di Singapura pada bulan Maret lalu. Lewat MoU tersebut, Singapura meminta pasokan listrik bersih dari Indonesia untuk rencana bauran energi hingga 2035. Nilai investasinya sendiri diperkirakan akan mencapai angka miliaran dolar.
Untuk urusan ekspor listrik yang dihasilkan dari proyek investasi tersebut, Vena Energy turut menjalin kerja sama dengan Shell Eastern Trading Pte. Estimasinya, proyek ini ditaksir bisa mengekspor listrik lintas negara atau cross border sebesar 2,5 terawatt hour (TWh) setiap tahunnya.
Vena Energy sendiri tercatat telah aktif mendukung transformasi energi hijau di Indonesia sejak tahun 2015. Perusahaan ini mengoperasikan lima proyek pembangkit listrik tenaga surya dan angin di Indonesia dengan total kapasitas produksi sebesar 114 megawatt (MW).
Bagi Indonesia, proyek kerja sama seperti ini akan sangat membantu dalam rencananya mencapai net zero emission pada 2060. Saat ini, pasokan listrik dalam negeri masih banyak berasal dari batu bara. Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia harus menggenjot penggunaan energi terbarukan.
Gambar header: Freepik.