Pada tahun 2020, tujuh produsen truk komersial terbesar di Eropa sepakat untuk menghentikan produksi kendaraan diesel dalam dua dekade ke depan, dan mereka telah bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut.
Baru-baru ini, Scania sebagai salah satu dari ketujuh perusahaan tersebut mengumumkan solusi inovatif terbarunya dalam upaya menekan tingginya emisi yang dihasilkan di industri truk komersial.
Uniknya, ketimbang mengubah mesin truk seperti biasanya, pabrikan asal Swedia itu justru mencoba memanfaatkan area kosong yang ada di sisi luar kontainer yang tersambung.
Bekerja sama dengan Uppsala University dan produsen panel surya Midsummer, Scania mengembangkan prototipe truk kontainer berteknologi plug-in hybrid dengan tenaga sebesar 560 tenaga kuda.
Yang membuatnya istimewa adalah kontainer sepanjang 18 meternya, yang telah dilapisi panel surya dengan luas total 100 meter persegi.
Berdasarkan laporan CleanTechnica, tambahan energi listrik dari panel surya ini dapat meningkatkan jarak tempuh truk hingga sejauh 5.000 kilometer per tahunnya di Swedia. Angka tersebut terdengar mengesankan mengingat kondisi cuaca di Swedia yang cenderung mendung.
Seperti dijelaskan oleh Popular Science, Swedia bukanlah negara yang terkenal dengan sinar matahari yang berlimpah sepanjang tahun.
Sebagai contoh, kota Stockholm pada bulan Juli hanya mengalami langit cerah selama sekitar setengah bulan saja secara rata-rata, dan itu adalah yang tertinggi sepanjang tahun.
Sebaliknya, pada bulan November, langit akan terlihat mendung selama hampir tiga perempatnya. Inilah yang justru menjadikan proyek ini terdengar semakin menarik.
Eric Falkgrim, seorang Technology Leader di divisi riset dan pengembangan Scania yang juga merupakan manajer proyek truk bertenaga surya ini, menjelaskan bahwa mereka sengaja memilih Swedia untuk menguji prototipenya.
“Kami secara spesifik ingin melihat apakah hal ini masuk akal di Swedia karena jika Anda pergi ke tempat-tempat seperti Eropa Selatan, Australia atau Afrika Utara, tentu saja ada lebih banyak sinar matahari di sana,” jelas Eric, seperti dikutip dari siaran persnya.
“Kalau proyek ini bisa bekerja di sini dalam kondisi yang kurang cerah dan agak gelap, maka itu akan mengonfirmasi validitas proyeknya secara luas.”
Sepintas, konsep meletakkan panel surya di atap truk kontainer mungkin terlihat sederhana, namun pada praktiknya hal ini melibatkan banyak tantangan.
Eric menjelaskan bahwa hal ini membutuhkan pengembangan hardware dan software yang canggih untuk mengamankan transfer daya dan mengatasi problem teknis yang mungkin muncul.
Meskipun masih dalam tahap pengujian, proyek ini sudah bisa menunjukkan potensi besar dalam menggabungkan pemanfaatan energi surya dengan truk-truk yang beroperasi secara konvensional.
Realisasinya di jalanan umum juga mungkin masih butuh beberapa tahun lagi, namun upaya Scania ini menunjukkan bahwa teknologi semacam ini bukan hanya mungkin untuk diwujudkan, tetapi juga menjanjikan.