Limbah makanan dan limbah pertanian, apabila tidak dikelola dengan baik, merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca (GRK).
Sebaliknya, jika dikelola secara tepat, limbah pertanian justru malah bisa dimanfaatkan untuk menyerap emisi karbon dari atmosfer.
Hal inilah yang tengah diupayakan oleh Neutura, sebuah startup cleantech lokal yang baru-baru ini berhasil membukukan pendanaan pra-awal untuk menggenjot pengembangan proyek penyerapan karbon berbasis biochar.
Biochar merupakan material berwujud arang yang dihasilkan dari proses bernama pirolisis. Dalam proses ini, material organik seperti limbah pertanian dibakar dalam kondisi anaerobik alias tanpa oksigen.
Biochar memiliki banyak manfaat, dan pengaplikasiannya pada tanah memungkinkan karbon untuk diserap dari atmosfer. Neutura sendiri mengeklaim bahwa biochar sanggup mengunci karbon di dalam tanah selama lebih dari 500 tahun.
Manfaat lain biochar adalah untuk meningkatkan kesuburan tanah. Co-founder Neutura, Laksamana Sakti, menjelaskan bahwa biochar dapat meningkatkan retensi air dan struktur tanah, sehingga akhirnya dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih sehat tanpa banyak bergantung pada pupuk kimia.
“Produksi biochar dapat menjadi katalis perubahan yang cukup signifikan untuk memulai praktik pertanian berkelanjutan,” tutur pria yang akrab disapa Alif tersebut.
Selain biochar, proses pirolisis yang dilakukan Neutura juga menghasilkan produk sampingan berupa cuka kayu. Menurut Alif, cuka kayu adalah solusi organik untuk perawatan tanaman, terutama berkat perannya sebagai pestisida dan pupuk alami.
Proyek pilot yang dikerjakan Neutura melibatkan peralatan pirolisis khusus yang dirancang menggunakan energi yang efisien dan terintegrasi dengan pabrik demi meminimalkan emisi yang dihasilkan.
Selain menjual biochar secara langsung, Neutura juga berniat memastikan kelangsungan profitabilitas perusahaan dengan menjual kredit penyerapan karbon.
Pada tahun 2024, Neutura kabarnya akan meluncurkan proyek mercusuar di dua lokasi yang berbeda, yakni di Indonesia dan di Eropa Selatan.
Proyek di dua wilayah ini tidak hanya sekadar bertujuan untuk mengurangi emisi secara holistik, melainkan juga mengubah paradigma masyarakat terkait carbon removal dan manajemen limbah agrikultur yang bertanggung jawab.
Terkait dampaknya, lokasi uji coba yang akan dikerjakan Neutura di Indonesia diperkirakan dapat menghilangkan emisi karbon sebesar 18 ribu ton per tahun dari total 30 ribu ton limbah yang dihasilkan.
Sementara untuk lokasi uji coba di Eropa Selatan, estimasi karbon yang dihilangkan berada di kisaran 6 ribu ton per tahun dari total kapasitas potensial limbah yang dihasilkan sebesar 12 ribu ton.
“Kami melihat limbah pertanian bukan sebagai masalah tetapi sebagai solusi. Dengan mengubah limbah ini menjadi biochar, kami mengatasi beberapa tantangan sekaligus mengurangi emisi GRK, meningkatkan kesehatan tanah, dan menciptakan praktik pertanian yang berkelanjutan,” ungkap Alif.