Produsen mainan bongkar pasang Lego menghadapi tantangan dalam memenuhi target keberlanjutan mereka akibat kekurangan plastik terbarukan untuk memproduksi balok Lego.
Guna mengatasi hal ini, CEO Lego, Niels B. Christiansen, secara aktif menjalin komunikasi langsung dengan produsen bahan baku guna mendorong peningkatan kapasitas produksi.
Lego berkomitmen untuk menggunakan bahan berkelanjutan untuk produk mainan mereka pada tahun 2032, serta mencapai target netralitas karbon pada tahun 2050.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan membeli bahan baku resin yang terbarukan, meskipun harganya sekitar 30% hingga 70% lebih mahal dibandingkan resin biasa.
“Kami memutuskan untuk mengambil langkah nyata untuk memengaruhi industri dan mempercepat pengembangan material berkelanjutan,” tutur Niels dalam sebuah wawancara, seperti dikutip dari Fortune.
“Saat ini, ketersediaan material tersebut di pasar masih terbatas. Namun, terkadang perubahan baru terjadi ketika pelaku utama seperti kami mulai membayar lebih untuk bahan baku ramah lingkungan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Lego terpaksa menghentikan penggunaan prototipe material yang terbuat dari botol plastik daur ulang karena material tersebut ternyata tidak mampu menurunkan emisi karbon dioksida secara keseluruhan.
Niels mengakui bahwa mewujudkan keberlanjutan jauh lebih sulit dari yang mereka perkirakan sebelumnya, dan Lego pun juga harus melupakan gagasan bahwa hanya ada satu solusi yang tersedia di pasaran.
Lego kini beralih menggunakan bahan baku plastik dengan komponen terbarukan dan daur ulang bersertifikat. Pada tahun 2023, Lego telah membeli sekitar 125.000 ton resin, plastik mentah yang digunakan untuk memproduksi balok beserta minifigure Lego.
Sekitar 18% dari total resin tersebut diperoleh melalui prinsip mass-balance. Prinsip ini menyediakan cara yang dapat diaudit untuk melacak jumlah bersih material berkelanjutan dalam rantai pasokan, sehingga material tersebut dapat dialokasikan ke produk akhir secara tepat.
Niels mengatakan bahwa persentase ini akan terus meningkat pada tahun 2024, namun ia masih belum bisa memberikan angka pastinya.
Lego mengalokasikan dana sebesar $1,4 miliar dalam kurun waktu empat tahun untuk meningkatkan keberlanjutan hingga 2025. Satu hal yang pasti, Lego berjanji untuk tidak membebankan biaya tambahan kepada pelanggan.
Dengan kata lain, harga set mainan Lego tidak akan naik meskipun bahan baku plastik terbarukan yang digunakan untuk membuatnya lebih mahal.
Niels mengakui bahwa meskipun pasokan plastik terbarukan meningkat, harganya akan tetap tinggi selama bertahun-tahun karena permintaan pun juga akan tumbuh pesat.
Gambar header: Freepik.