Seiring kebutuhan akan energi terbarukan terus meningkat, sebuah terobosan teknologi berpotensi besar pun muncul: baterai gravitasi.
Dikembangkan sebagai alternatif penyimpanan energi, teknologi ini menawarkan solusi yang berkelanjutan dan ekonomis, khususnya dalam konteks sumber energi terbarukan.
Seperti dijelaskan secara merinci oleh Science News Explore, baterai gravitasi bekerja dengan memanfaatkan prinsip dasar fisika, yaitu konversi antara energi potensial dan kinetik.
Sistem ini melibatkan pengangkatan dan penurunan blok berbobot besar — yang biasanya terbuat dari baja dan diisi dengan besi — di dalam sumur atau lubang tambang tua.
Saat blok-blok ini diturunkan, energi potensial yang tersimpan diubah menjadi energi kinetik, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik melalui turbin dan generator.
Untuk ‘mengecas’ baterai gravitasi tersebut, blok-blok tersebut akan diangkat dengan memanfaatkan pasokan listrik berlebih dari sumber energi terbarukan, mengisi kembali energi potensialnya.
Sebuah proyek yang dikembangkan oleh perusahaan bernama Gravitricity di Republik Ceko telah menunjukkan aplikasi praktis dari teknologi ini.
Mereka menyulap sebuah tambang batu bara tua yang sudah tidak terpakai menjadi sebuah sistem penyimpanan energi berbasis baterai gravitasi. Di sana, blok-blok berat diangkat dan diturunkan di dalam lubang sedalam sekitar 900 meter.
Sistem ini tak hanya menawarkan alternatif penyimpanan energi yang lebih terjangkau daripada baterai konvensional, tetapi juga lebih ramah lingkungan karena tidak mengandalkan logam langka atau komponen berbahaya lainnya.
Keunggulan utama dari baterai gravitasi ini terletak pada kemampuannya untuk menyimpan energi dalam jumlah besar untuk digunakan sesuai kebutuhan, terutama ketika produksi energi dari sumber terbarukan seperti angin dan matahari tidak konsisten.
Dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, seperti misalnya lubang lambang yang tidak terpakai tadi, baterai gravitasi pun menawarkan solusi penyimpanan energi yang efisien secara spasial, sekaligus yang relatif terjangkau karena tidak perlu menggali lubang baru.
Seiring dengan transisi global menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, baterai gravitasi muncul sebagai komponen kunci dalam jaringan energi masa depan.
Kemampuannya untuk menyimpan dan melepaskan energi secara efisien dan berkelanjutan menjadikannya kandidat yang menjanjikan dalam upaya mengatasi tantangan penyimpanan energi terbarukan.
Namun tentu saja teknologi ini bukanlah tanpa tantangan. Saat ini, tantangan terbesar yang dihadapi adalah meningkatkan skala efektivitasnya.
Sebagai contoh, sistem baterai gravitasi besutan Gravitricity di Republik Ceko tadi mampu menghasilkan listrik yang cukup untuk menenagai 750 rumah, tapi hanya selama 30 menit saja. Diperlukan banyak sistem serupa agar bisa memberikan dampak yang berarti.