Dalam rangka mendukung keberlanjutan dan upaya pengelolaan sampah, Mandiri Capital Indonesia (MCI) dan Rekosistem berkolaborasi meluncurkan fasilitas setor sampah daur ulang (waste station) di Gedung Menara Mandiri.
Peluncuran waste station ini merupakan langkah nyata MCI untuk membawa solusi pengelolaan sampah ke kawasan bisnis terdepan di Jakarta, yakni Kawasan Niaga Terpadu Sudirman atau yang lebih dikenal dengan nama SCBD.
Peresmian Waste Station MCI Menara Mandiri ini bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional pada tanggal 21 Februari 2024. Melalui fasilitas ini, tenant dan masyarakat umum dapat menyetorkan sampah anorganik (plastik, kaleng, kertas, kardus, kaca) sekaligus mendapatkan poin yang dapat ditukar menjadi voucer belanja dan saldo dompet digital.
Sampah yang terkumpul akan diolah oleh Rekosistem untuk didaur ulang dan digunakan kembali.
Untuk semakin memaksimalkan fungsi waste station ini, ke depannya Bank Mandiri juga akan menghadirkan program khusus sehingga setiap nasabah yang melakukan pembuangan sampah di Waste Station MCI Menara Mandiri akan mendapatkan bonus poin Livin’ yang dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah maupun potongan harga di merchant partner Bank Mandiri.
Kehadiran waste station ini menjadi penegasan komitmen MCI terhadap implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menjadi prioritas perusahaan.
Bukan hanya itu, kolaborasi ini juga menunjukkan kelanjutan sinergi antara unit bisnis Bank Mandiri dengan startup binaannya dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia. Pasalnya, Rekosistem merupakan salah satu startup yang berpartisipasi dalam program akselerator MCI pada tahun 2023.
Berlokasi di Gedung Menara Mandiri Sudirman Jakarta Selatan, Waste Station MCI Menara Mandiri ini memiliki jam operasional dari Senin-Jumat pukul 08.00-17.00.
Fasilitas ini menerima semua jenis sampah anorganik dan minyak jelantah. Untuk melakukan setor sampah, pengguna bisa mengunduh aplikasi Rekosistem terlebih dahulu guna mendapatkan reward voucer dan saldo dompet digital tadi.
Pengelolaan sampah anorganik memang masih menjadi PR besar bagi Indonesia. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa volume timbulan sampah anorganik mempunyai proporsi terbesar kedua (34,5%) setelah sampah makanan (40,7%). Ini berarti masih ada lebih dari 7,3 juta ton sampah nasional yang belum terkelola secara efektif.