Di samping menjadi habitat penting bagi ikan di banyak penjuru dunia, padang lamun merupakan ekosistem laut yang punya fungsi efektif untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Sayangnya, keberadaannya semakin terancam akibat polusi nutrisi dan penangkapan ikan yang berlebihan. Berdasarkan laporan Natural History Museum Inggris, ada padang lamun seukuran lapangan sepak bola yang lenyap setiap setengah jamnya.
Studi baru yang dilakukan di Karibia menemukan solusi potensial untuk mengatasi isu ini, yakni bagaimana pertumbuhan dan produktivitas padang lamun dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan terumbu karang buatan. Salah satu penulis studinya, Dr. Jacob Allgeier dari University of Michigan, mengatakan bahwa terumbu karang buatan punya peran untuk menarik ikan yang memberikan nutrisi bagi padang lamun melalui kotorannya, meningkatkan produksi primer seluruh ekosistem.
Studi yang dilakukan pada tahun 2020 mencatat ada sekitar 60 spesies lamun yang tersebar di wilayah pantai di lebih dari 80 persen negara. Luas total padang lamun di seluruh dunia diperkirakan mencapai 30 juta hektar, setara dengan 0,1 persen dari dasar lautan, dan kurang lebih sama seperti luas Great Barrier Reef.
Padang lamun menjadi rumah bagi ribuan spesies ikan dan invertebrata, menyediakan tempat berlindung dan makanan. Kemampuan padang lamun mengekstrak nutrisi dari air dan sedimen memungkinkannya bertahan di lingkungan dengan sedikit nutrisi. Padang lamun juga berperan sebagai penampung karbon yang efektif.
Sayangnya, padang lamun terus menyusut selama hampir satu abad. Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan ada sekitar 7 persen padang lamun yang lenyap setiap tahunnya, menyebabkan hilangnya habitat makhluk laut sekaligus tempat penampungan karbon yang vital.
Penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa produktivitas padang lamun bisa ditingkatkan dengan pemasangan terumbu karang buatan, bahkan di daerah dengan polusi nutrisi yang tinggi.
“Terumbu karang buatan yang ditempatkan di atas padang lamun menciptakan lingkaran umpan balik yang positif. Terumbu karang buatan ini menarik ikan yang menggunakannya sebagai tempat berlindung, yang kemudian memasok nutrisi baru dari kotorannya dan menyuburkan lamun di sekitar terumbu karang,” ujar Mona Andskog, mahasiswa Ph.D yang memimpin penelitian ini.
“Peningkatan produksi primer ini dapat meningkatkan produksi invertebrata dengan menyediakan lebih banyak makanan dan tempat berlindung, yang kemudian menyediakan lebih banyak makanan bagi ikan,” lanjutnya.
Studi ini juga menemukan bahwa terumbu karang buatan dapat memberi manfaat tambahan bagi ikan di beberapa lokasi penangkapan ikan. Ada banyak ikan kecil yang ditemukan di sekitar terumbu karang dikarenakan penggunaan jaring yang sulit dilakukan di area tersebut.
Gambar header: Benjamin L. Jones via Unsplash.