Meskipun mobil listrik tidak menghasilkan emisi dari knalpot, masih ada limbah berbahaya yang dihasilkan dari bannya. Sebenarnya, semua jenis mobil menghasilkan serpihan karet yang terkikis ketika melintasi jalan, sebab karet dan senyawa berbahaya lainnya dalam ban tergerus.
Berhubung mobil listrik lebih berat dan dapat berakselerasi lebih cepat ketimbang mobil bensin, ban pada mobil listrik cenderung aus lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak partikel kotor alias emisi ban.
Inilah problem yang sedang coba diatasi oleh sebuah startup asal Inggris bernama Tyre Collective. Temuan mereka adalah sebuah perangkat tak bernama yang dipasang di belakang roda, yang pada dasarnya berfungsi sebagai penangkap untuk emisi ban.
Fungsinya kurang lebih sama seperti katalisator pada knalpot mobil yang mengumpulkan limbah. Perangkat ini menangkap partikel yang terbuang ketika ban mobil berputar menggunakan pelat elektrostatik.
Di laboratorium, perangkat ini mampu menangkap hingga 60 persen emisi ban, tapi hanya sekitar 20 persen dalam skenario dunia nyata. Saat ini, Tyre Collective sedang menguji prototipe temuannya pada beberapa mobil pengiriman di London untuk meningkatkan tingkat pengumpulan partikelnya.
Seiring dengan terus meningkatnya tren adopsi mobil listrik, Tyre Collective merasa bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menyempurnakan desain mereka.
Berdasarkan laporan Bloomberg, mobil listrik menghasilkan 20 persen lebih banyak emisi ban ketimbang mobil bensin dengan tenaga yang sebanding. Mobil bensin mengeluarkan sekitar 73 miligram per kilometer dari keempat ban, sementara mobil listrik yang sebanding menghasilkan sekitar 88 miligram per kilometer.
Sepintas, jumlahnya memang terkesan kecil, namun jika kita mempertimbangkan berapa banyak kendaraan yang ada di jalan dan jarak yang akan ditempuh masing-masing, akumulasi emisi ban yang dihasilkan mungkin bisa cukup besar.
Penelitian menunjukkan bahwa ban adalah sumber mikroplastik terbesar kedua di lautan. Dan karena para ilmuwan baru mulai mempelajari dan mencatat emisi ban, kita belum sepenuhnya tahu seberapa berbahayanya polutan ini. Melihat kondisi sekarang, sorotan terhadap isu mengenai emisi ban ini masih kalah jauh dibanding isu mengenai emisi knalpot dan polusi CO2.
Rencananya, Tyre Collective akan menempatkan perangkat pengumpul partikel ban ini pada armada komersial dan perkotaan. Startup ini berharap bisa meyakinkan produsen mobil listrik untuk melengkapi mobil barunya dengan perangkat serupa di pabrik.
Kemungkinan bakal ada layanan untuk mengosongkan perangkat tersebut setiap beberapa waktu, dan partikel yang terkumpul kemudian bisa dipakai untuk memproduksi ban baru atau produk karet lainnya. Tentunya ini jauh lebih baik daripada berakhir di lautan.