Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Trove Research mengungkap fakta menarik mengenai tren kredit karbon. Dikatakan bahwa investasi dalam proyek-proyek kredit karbon secara global antara tahun 2012 hingga 2022 mencapai total $36 miliar, atau sekitar 557,9 triliun rupiah.
Separuh dari jumlah tersebut terjadi dalam tiga tahun terakhir, dengan lebih dari $3 miliar yang sudah diamanatkan sebagai investasi masa depan.
Gelombang investasi baru ini diprediksi akan melahirkan lebih dari seribu proyek pengurangan emisi karbon baru, mulai dari proyek perlindungan hutan hingga proyek penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage – CCS).
Lebih lanjut, hal ini juga akan memberikan aliran kredit karbon yang besar yang dapat digunakan perusahaan dalam upaya dekarbonisasi mereka.
Dalam laporannya, Trove Research menyebutkan bahwa dalam dua setengah tahun terakhir, modal investasi untuk kredit karbon yang terkumpul telah menembus angka $18 miliar.
Lebih dari 80 persen dana tersebut dialirkan ke proyek-proyek berbasis alam seperti penghijauan, pengelolaan hutan yang lebih baik, serta pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
Estimasinya, sebanyak 246 proyek berbasis alam yang sedang berjalan saat ini mencakup total area seluas 30 juta hektare, kurang lebih sama luasnya dengan daratan Italia.
Analisis yang dilakukan Trove Research juga menunjukkan bahwa sejak tahun 2020, ada lebih dari 1.500 proyek kredit karbon baru yang telah dikembangkan dan terdaftar pada lima sistem registri kredit karbon terkemuka.
Dibandingkan periode 2012-2020, ada peningkatan sebesar 160% dalam hal jumlah proyek yang terdaftar. 1.500 proyek baru ini diyakini dapat menghemat sebanyak 300 juta ton CO2 setiap tahunnya, kira-kira sama dengan emisi tahunan yang dihasilkan oleh negara Inggris.
Di samping 1.500 proyek yang sudah terdaftar dalam tiga tahun terakhir, saat ini juga ada sekitar 1.500 proyek lain yang sedang dikembangkan, dengan potensi penghematan karbon lebih lanjut sebesar 500 juta ton CO2 per tahun.
$36 miliar memang terdengar besar, namun ternyata itu baru sepertiga dari total yang diperlukan untuk mencapai volume kredit yang dibutuhkan pada tahun 2030 berdasarkan target pengurangan suhu global 1,5 derajat Celsius yang telah disepakati.
Trove Research menyimpulkan bahwa dunia masih membutuhkan tambahan modal investasi sebesar $90 miliar (± 1.394,5 triliun rupiah) untuk memenuhi target volume kredit yang diperlukan dalam skenario ini.
Gambar header: Freepik.