Pada Juni 2023, Indonesia masuk dalam daftar 10 negara dengan kualitas udara paling buruk di dunia. Tak hanya itu, di Asia Tenggara, Indonesia bahkan menjadi negara dengan udara paling berpolusi. Berdasarkan Air Quality Index United States (AQI US) pada 7 Juni 2023, kualitas udara di Jakarta mencapai 155, yang masuk dalam kategori tidak sehat.
Katadata mencoba untuk menganalisa kualitas udara Jakarta selama satu bulan, pada periode 29 Juni sampai 28 Juli 2023. Dari data ini, diketahui bahwa sebagian besar rata-rata skor harian untuk kualitas udara Jakarta masuk dalam zona tidak sehat.
Dalam satu bulan, Jakarta hanya mendapatkan kualitas udara sedang pada dua hari. Sementara pada puncaknya, skor kualitas udara Jakarta sempat mencapai 164 poin.
Menurut Diya Farida, Climate Impact Associate, Yayasan Indonesia Cerah, kawasan industri menjadi salah satu kontributor paling besar pada polusi udara di Jakarta. Pasalnya, walau Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ada di Banten dan Jawa Barat, polusi yang dihasilkan tetap bisa terbawa ke Jakarta.
“Di Jawa Barat, ada banyak kawasan pabrik, seperti Karawang. Sementara di Banten dan di Suralaya, di sana ada PLTU,” kata Diya pada BBC News Indonesia. “Ada pembakaran batu bara. Dan polusinya sampai di Jakarta.”
Senada dengan Diya, Anggota Komisi B DPRD DKI, M. Taufik Zoelkifli mengatakan bahwa asap dari pabrik memang punya peran pada tingkat polusi di ibukota. Karena itu, dia berharap, Pemerintah Provinsi DKI akan menambah jumlah jalur sepeda dan pejalan kaki, serta mempercepat proses transisi ke kendaraan listrik.
Dia juga mengungkapkan harapannya pada masyarakat untuk menggunakan transportasi umum, demi mengurangi polusi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, salah satu cara untuk mengatasi buruknya kualitas udara di Indonesia, khususnya Jakarta adalah dengan mengurangi penggunaan batu bara. “Bukan memindahkan pabrik, tapi bagi pabrik yang masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, sebaiknya mereka mengganti batu bara dengan gas,” katanya pada Antara News.
Terkait buruknya udara di Jakarta, Erlina Burhan, Dokter Spesialis Paru di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan menyarankan penggunaan masker untuk melindungi saluran pernapasan.
Dalam acara Apresiasi Studi Uji Klinis UI dan Tim Truncante, dia berkata, “Udara yang buruk sekali, kalau terpaksa keluar umah, maka harus pakai masker. Kalau tidak, terpaksa tetap di rumah saja.”
Erlina menjelaskan, jika saluran pernapasan terus terpapas pada udara berpolusi tanpa perlindungan, hal ini dapat memincu berbagai masalah kesehatan. Contohnya, iritasi dan infeksi saluran pernapasan. Tak hanya itu, bagi orang-orang yang mengidap asma, terus menghirup udara berpolusi meningkatkan risiko terkena serangan asma.
Sumber header: Wiku (Dokumen Pribadi)1