Setiap hari, rumah tangga kita menghasilkan berbagai macam sampah. Plastik bekas, karton pizza, kulit buah, tisu kotor — semuanya berakhir di kantong plastik besar, kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Di sana, sampah menumpuk seperti gunung, mencemari tanah dan udara, mengancam kelestarian lingkungan, dan membahayakan kesehatan masyarakat.
Situasi semacam ini jelas tidak bisa dibiarkan berlanjut begitu saja. Kita butuh solusi, dan solusinya bisa dimulai dari rumah kita sendiri dengan cara memilah sampah.
Sepintas kedengarannya memang sepele, namun dengan memilah sampah, kita tidak hanya membantu mengurangi beban di TPA, melainkan juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan, penghematan sumber daya, dan persiapan masa depan yang berkelanjutan.
Berikut 5 langkah praktis untuk memilah sampah dengan benar di rumah.
1. Pahami jenis sampah
Sebelum memulai, kita perlu memahami terlebih dulu jenis-jenis sampah yang ada di sekitar kita. Secara garis besar, sampah rumah tangga biasanya dapat dibagi tiga jenis, yakni sampah organik, sampah anorganik, serta sampah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Mengenal jenis-jenis sampah rumah tangga yang ada akan sangat membantu memudahkan proses pemilahan.
2. Siapkan wadah berbeda
Berdasarkan klasifikasi sampah rumah tangga tadi, kita perlu menyediakan setidaknya tiga wadah yang berbeda. Pilih warna yang berbeda untuk memudahkan, misalnya hijau untuk organik, biru untuk anorganik, dan hitam untuk B3.
Terlepas dari warna yang dipilih, pastikan setiap wadah memiliki label yang jelas agar semua anggota keluarga dapat memahami dan mengikuti sistem pemilahan. Pastikan pula wadah berada di lokasi yang mudah dijangkau untuk mendorong pemilahan rutin.
3. Pilah sampah dengan cermat
Buang sisa makanan, kulit buah, dan sayuran ke wadah organik. Sampah organik memiliki sifat mudah terurai secara alami, dan beberapa di antaranya bahkan sangat ideal untuk diolah menjadi kompos, yang kemudian dapat dijadikan pupuk alami untuk tanaman maupun kebun kecil yang ada di rumah.
Pisahkan kertas, plastik, logam, dan kaca ke wadah anorganik. Jenis sampah ini sulit terurai tanpa campur tangan manusia, sehingga apabila memungkinkan, kita juga bisa membersihkan dan mengeringkan semuanya terlebih dahulu sebelum membuangnya ke wadah pemilahan.
Terakhir, buang baterai bekas, bohlam bekas, dan kaleng kosong bekas obat nyamuk ke wadah B3. Sampah-sampah ini mengandung bahan kimia yang berbahaya dan beracun, sehingga pengolahannya juga harus disendirikan.
4. Jadwalkan penjemputan sampah
Dewasa ini kebiasaan memilah sampah semakin dimudahkan dengan adanya aplikasi pengelolaan sampah seperti Octopus maupun Rekosistem. Menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut, kita bisa menjadwalkan penjemputan sampah, khususnya sampah anorganik, atau meninjau titik penyetoran sampah yang paling dekat dengan rumah masing-masing.
5. Memilah sekaligus mengurangi
Dalam menjalankan sistem pemilahan sampah, kita perlu melibatkan seluruh anggota keluarga untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Bagi yang memiliki anak, proses ini juga menjadi saat yang tepat untuk mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.
Selain menumbuhkan kebiasaan memilah sampah, alangkah baiknya apabila kita turut membangun kebiasaan mengurangi sampah dalam aktivitas sehari-hari. Jadi selain meringankan beban TPA dalam hal pemilahan, kita juga bisa meringankan beban mereka dari segi kapasitas.
Gambar header: Freepik.