Guna mendorong adopsi sepeda motor listrik di kalangan masyarakat, pemerintah Indonesia telah menjalankan program subsidi sejak April 2023.
Sayangnya, program subsidi tersebut terbukti kurang begitu efektif. Berdasarkan keterangan dari Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, total subsidi sepeda motor listrik yang tersalurkan pada 2023 berada di angka 11.532 unit, atau setara 78 miliar rupiah.
Angka yang terealisasi itu sangat jauh dari target yang diharapkan, yakni 200 ribu unit, dengan alokasi anggaran sebesar 1,4 triliun rupiah.
Kepada pers, Agus menjelaskan alasan di balik rendahnya serapan program subsidi atau bantuan pembelian sepeda motor listrik. Salah satunya terkait kemampuan baterai kendaraan, termasuk halnya lama waktu pengisian.
“Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge … Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik,” jelas Agus, seperti dikutip dari Antara.
Agus lanjut menjelaskan bahwa pihaknya sudah sejak lama berkomunikasi dengan produsen sepeda motor listrik guna mendorong adanya standardisasi baterai kendaraan listrik.
Menurutnya, standardisasi ini diperlukan untuk menciptakan level persaingan yang adil di industri sepeda motor listrik, dan sekarang adalah saat yang tepat untuk mempertimbangkannya.
“Ini momentum yang paling baik bagi pemerintah untuk bisa mendorong kebijakan itu. Karena akhirnya saya melihat bahwa produsen motor listrik dan produsen baterai itu sekarang pada level playing field yang sama, level berpikirknya yang sama sehingga standardisasi daya baterai itu menjadi sangat penting,” papar Agus.
Sebagaimana diketahui, program subsidi ini memungkinkan konsumen untuk mendapatkan potongan harga sebesar 7 juta rupiah saat melakukan pembelian sepeda motor listrik.
Meski programnya sudah resmi berjalan sejak April 2023, sebagian besar konsumen baru mulai tertarik untuk berpartisipasi ketika pemerintah menyederhanakan syarat-syaratnya pada bulan September.
Untuk tahun 2024 ini, pemerintah pun mencoba menetapkan target yang lebih realistis, yakni 50 ribu unit dengan anggaran sebesar 350 miliar rupiah.
Angka tersebut turun jauh dari target yang ditetapkan sebelumnya, yakni 600 ribu unit pada tahun 2024.
Gambar header: Honda.