Sebuah draf kesepakatan terbaru di COP28 gagal memenuhi harapan banyak negara terkait wacana penghapusan penggunaan bahan bakar fosil.
Reuters melaporkan bahwa draf tersebut mencantumkan berbagai cara yang dapat diambil untuk memangkas emisi gas rumah kaca (GRK), akan tetapi penghapusan bahan bakar fosil tidak termasuk salah satunya.
Penghapusan bahan bakar fosil terus menjadi topik perdebatan yang paling utama di COP28.
Sejauh ini dilaporkan ada lebih dari 100 negara yang mendesak adanya kesepakatan untuk menyetop konsumsi bahan bakar fosil, namun di saat yang sama juga ada penentangan kuat dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Draf yang diterbitkan Presidensi COP28 ini mencantumkan delapan opsi untuk memangkas emisi GRK, salah satunya “mengurangi konsumsi dan produksi bahan bakar fosil dengan cara yang adil, teratur, dan merata untuk mencapai net zero pada, sebelum, atau sekitar tahun 2050.”
Opsi-opsi lainnya mencakup meningkatkan kapasitas produksi energi terbarukan pada tahun 2030, mengurangi penggunaan batu bara, dan menggenjot pengembangan teknologi penangkapan emisi karbon.
Menurut pandangan Alden Meyer, Senior Associate di lembaga think tank E3G, draf kesepakatan baru ini ibarat menu a la carte yang mengizinkan setiap negara untuk memilih sendiri-sendiri apa yang hendak mereka lakukan.
Menjelang berakhirnya COP28, negosiasi masih terus berjalan, dan sebuah draf baru diperkirakan akan terbit pada hari Selasa (12/12/2023).
Berdasarkan informasi dari narasumber Reuters, Uni Emirat Arab (UEA) selaku tuan rumah COP28 mendapat tekanan dari Arab Saudi untuk mencegah bahan bakar fosil disebut-sebut pada draf kesepakatan. Kedua negara itu sama-sama merupakan anggota lama OPEC.
Sebelumnya, perwakilan dari delegasi Arab Saudi sempat mengatakan bahwa kesepakatan yang dibuat semestinya berfokus pada pengurangan emisi ketimbang memilah-milah sumber energi yang boleh dipakai dan yang tidak.
Sentimen itu sejalan dengan surat dari OPEC yang ditujukan kepada anggota-anggotanya, yang meminta mereka untuk menentang wacana apa pun yang menarget bahan bakar fosil secara langsung.
Terlepas dari fakta bahwa bahan bakar fosil merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim, gelaran seperti COP yang sudah berlangsung selama puluhan tahun masih belum bisa menghasilkan kesepakatan yang menyetop penggunaannya. Akankah COP28 mencetak sejarah baru?