Sundial atau jam matahari tertua yang diketahui dibuat di Mesir lebih dari 3.000 tahun yang lalu untuk mengukur waktu berdasarkan pergerakan matahari di langit. Walaupun teknologi penentuan waktu telah mengalami banyak perkembangan, minat untuk melacak pergerakan matahari tetap ada.
Di era modern, kekuatan matahari sering kali dilihat sebagai solusi untuk menciptakan energi bersih dan terbarukan dengan memanfaatkan teknologi fotovoltaik. Fleksibilitas teknologi ini memungkinkan pengaplikasian dalam berbagai wujud, mulai dari atap rumah sampai atap mobil. Namun sesekali ada pula yang berambisi untuk mengemasnya menjadi sesuatu yang estetik.
Baru-baru ini, diumumkan pembangunan sebuah karya seni permanen di kota Houston, Texas, yang merayakan teknologi berbasis matahari selama ribuan tahun. Seorang seniman sekaligus arsitek bernama Riccardo Mariano berencana membangun jam matahari terbesar di dunia yang juga mampu menghasilkan energi bersih.
Seperti yang dilaporkan oleh Popular Science, monumen setinggi 30 meter ini diperkirakan bakal menghasilkan listrik sebesar 400.000 kWh setiap tahunnya, setara dengan yang dibutuhkan oleh 40 rumah di Texas.
Riccardo awalnya mengajukan ide bernama Arco del Tiempo (Busur Waktu) ini dalam kompetisi desain Land Art Generator Initiative (LAGI) untuk Abu Dhabi pada tahun 2019. Ke depannya, monumen ini bakal menjadi gerbang masuk ke Second Ward, sebuah kampung bersejarah di kota Houston.
Monumen ini memiliki fungsi ganda sebagai jam raksasa, dengan sinar cahaya yang akan menciptakan bentuk geometris sesuai dengan musim dan jam dalam sehari di permukaan tanah dan monumen tersebut. Di malam hari, monumen ini diproyeksikan bakal menjadi panggung konser dan tempat acara-acara komunitas lainnya.
“Pergerakan matahari yang terlihat di langit akan menghidupkan ruang dengan cahaya dan warna, serta melibatkan para penonton yang menjadi bagian dari penciptaan karya seni ini dengan kehadiran mereka,” ungkap Riccardo dalam sebuah keterangan resmi. “Ini adalah contoh praktis yang menyenangkan untuk mengilustrasikan pergerakan Bumi mengelilingi matahari.”
Bagian eksterior monumen yang menghadap ke selatan akan dilengkapi dengan modul panel surya, sehingga karya seni ini dapat menutupi kebutuhan daya di pusat seni komunitas terdekat, yakni Talento Bilingue de Houston. Selama masa berdirinya, LAGI memperkirakan bahwa karya seni ini dapat menghasilkan lebih dari 12 juta kWh listrik, cukup untuk mengompensasi jejak karbon yang dihasilkan selama pembuatan dan materialnya.
Ini bukanlah eksplorasi pertama dari energi terbarukan sebagai karya seni, dan kemungkinan juga bukan bakal menjadi yang terakhir. Beberapa penentang proyek energi bersih sering kali mengkritik penampilan panel surya atau turbin angin yang kurang menarik, dan kehadiran proyek-proyek seperti ini tentu akan menjadi jawaban yang sangat tepat.
Robert Ferry, salah satu pendiri LAGI, berharap Arco del Tiempo dapat berfungsi sebagai “obat penawar keputusasaan iklim” di salah satu wilayah yang paling terdampak oleh perubahan iklim di AS. Rencananya, instalasi karya seni ini akan rampung pada tahun 2024.