HP baru saja mengungkap hasil dari studi global terbaru. Berdasarkan studi yang diadakan oleh HP dan Morning Consult, diketahui bahwa 91% orang tua memiliki kekhawatiran akan krisis iklim. Sekitar 51% responden juga percaya, perusahaan memiliki tanggung jawab besar untuk melakukan tindakan nyata demi mengatasi krisis iklim.
Karena itu, tidak heran jika para orang tua lebih suka dengan perusahaan yang memiliki program terkait iklim. Faktanya, 64% orang tua lebih suka dengan produk yang dibuat dari sumber berkelanjutan. Sementara 60% mengaku, program sustainability atau keberlanjutan dari perusahaan bisa mempengaruhi kebiasaan belanja mereka.
Melihat tren itu, HP pun membuat program sustainability mereka sendiri. Di 2021, HP menetapkan program Sustainable Impact, yang fokus pada tiga hal. Ketiga hal itu adalah aksi untuk iklim atau climate action, Hak Asasi Manusia (HAM), dan pemerataan digital. Pada Selasa, 11 Juli 2023, HP merilis Sustainable Impact Report 2022. Dari laporan tersebut, diketahui bahwa sejak 2019, HP telah berhasil mengurangi jejak karbon absolut mereka sebesar 18%. Pada 2040, diharapkan, mereka akan mencapai nol emisi karbon.
Selain meminimalisir jejak karbon, sebagai bagian dari program sustainability mereka, HP juga mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai. Jika dibandingkan dengan 2018, pada 2022, HP menggunakan kemasan plastik sekali pakai 55% lebih sedikit. Tahun lalu, HP juga telah menetralkan deforestasi untuk 32% dari semua kertas yang mereka gunakan. Ke depan, mereka berencana untuk meningkatkan angka itu menjadi 100%. Tak berhenti sampai di sana, HP juga menjalin kerja sama dengan Project STOP. Tujuannya, untuk membangun sisten pengelolaan limbah sirkular di Jawa Timur. Sampai akhir 2022, HP telah mengumpulkan 5,8 ribu ton plastik.
Sementara itu, di sisi pemerataan digital, HP mengatakan bahwa inisiatif pendidikan mereka telah membantu lebih dari 10 juta orang di Indonesia untuk mendapatkan akses yang lebih baik ke sumber daya dan pembelajaran yang berkualitas. HP memulai inisiatif pendidikan di 2015. Ketika itu, target mereka adalah untuk membantu pembelajaran dari 100 juta orang secara global pada 2025. Kabar baiknya, HP telah melampaui target tersebut di tahun lalu. Di 2022, solusi pendidikan HP telah membantu 103,9 juta siswa di segala umur.
Dalam menjalankan program pendidikan, HP tidak hanya berusaha untuk membantu para siswa secara langsung. Mereka juga mencoba untuk memberdayakan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, mulai dari guru di sekolah sampai orang tua para murid. Di tahun 2021, HP bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud) untuk mengadakan program virtual learning series, Semangat Guru. Program itu dibuat untuk melatih guru agar terbiasa dengan metode pembelajaran hibrida, yang menggabungkan sesi online dan offline.
“Indonesia punya sektor pendidikan terbesar ke-4 di dunia, dengan lebih dari 40 juta siswa di 38 provinsi,” kata Managing Director HP Indonesia, Choon Teck Lim. “Untuk mendorong dampak yang lebih besar, semua pemangku kepentingan di sektor pendidikan harus bekerja sama untuk membangun ekosistem yang dinamis. Sehingga, kita bisa mewujudkan pendidikan berkualitas untuk semua.”