Sebagai negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, Indonesia dikaruniai potensi sumber daya energi terbarukan yang melimpah dan beragam.
Berkat letak geografis yang strategis di garis khatulistiwa, kekayaan alam yang melimpah, dan kondisi geologi yang unik, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang diperkirakan mencapai 3.687 gigawatt (GW).
Potensi ini tersebar di berbagai sumber, mulai dari tenaga surya, air, angin, panas bumi, bioenergi, hingga gelombang laut. Semuanya dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik.
Berdasarkan Outlook Energi Indonesia 2023 yang dirilis oleh Dewan Energi Nasional (DEN), perincian sebaran potensi energi terbarukan Indonesia adalah sebagai berikut:
- Surya: 3.294 GW
- Air: 95 GW
- Angin: 155 GW
- Panas bumi: 23 GW
- Bioenergi: 57 GW
- Gelombang laut: 63 GW
Lalu di mana saja sumber-sumber energi terbarukan ini dapat dimanfaatkan? Mari kita bahas satu per satu.
Potensi energi surya
Sebagai negara tropis dengan pancaran sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun di berbagai wilayah, Indonesia menyimpan potensi besar untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Angka 3.294 GW tadi tidak terbatas pada implementasi PLTS di kawasan darat saja, melainkan juga PLTS terapung yang menghuni wilayah perairan.
Melihat peta sebaran susunan DEN di atas, potensi energi surya terbesar di Indonesia berada di provinsi Nusa Tenggara Timur (369,5 GWp), Riau (290,4 GWp), dan Sumatera Selatan (285,2 GWp).
Sayangnya, meski memiliki potensi terbesar, pemanfaatan energi surya justru relatif masih sangat kecil di angka 0,3 GW, alias hanya 0,01% dari total.
Potensi energi air
Koleksi sungai dan daerah pegunungan yang Indonesia miliki menghadirkan potensi energi air atau hidro yang melimpah ruah, apalagi ditambah dengan curah hujan yang tinggi di beberapa kawasan.
Dari total potensi sebesar 95 GW, sekitar sepertiganya sendiri berasal dari provinsi Papua (32,9 GW). Menyusul di belakangnya adalah Pulau Borneo, persisnya provinsi Kalimantan Utara (22,1 GW) dan Kalimantan Tengah (12,1 GW).
Dibanding sumber-sumber yang lain, energi air memiliki realisasi yang paling tinggi di angka 6,7 GW (7% dari total).
Potensi energi angin
Sebagai negara kepulauan yang memiliki garis pantai yang panjang, Indonesia menyimpan potensi energi angin atau bayu yang cukup masif. Berdasarkan data Geoportal ESDM, hembusan angin di sejumlah wilayah di Indonesia dapat menembus kecepatan 4 m/s hingga 6 m/s.
Sama seperti energi surya, penghitungan potensi energi angin sebesar 155 GW tersebut juga meliputi wilayah perairan, khususnya daerah lepas pantai (offshore).
Potensi energi baru tertinggi berada di kawasan Indonesia Timur, yaitu Maluku (22,52 GW) dan Papua (21,31 GW), disusul oleh provinsi Jawa Barat (12,73 GW) di peringkat ketiga.
Sangat disayangkan pemanfaatan energi angin juga senasib dengan energi surya: 0,2 GW, alias hanya 0,1% dari total potensi yang dimiliki.
Potensi energi panas bumi
Dengan potensi mencapai 23 GW, cadangan panas bumi atau geotermal Indonesia disebut sebagai yang terbesar kedua di dunia. DEN pun juga meyakini panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan yang dapat dijadikan base load untuk pasokan listrik.
Jawa Barat memegang titel provinsi dengan cadangan panas bumi terbesar di Indonesia, dengan total potensi sebesar 4,66 GW, atau sekitar seperlima dari keseluruhan.
Menyusul di posisi kedua dan ketiga adalah provinsi Sumatera Utara dan Lampung, masing-masing dengan potensi sebesar 2,03 GW dan 1,76 GW.
Sejauh ini, potensi panas bumi yang sudah berhasil dimanfaatkan mencapai 2,4 GW, atau sekitar 10,3% dari total.
Potensi bioenergi
Berdasarkan data terbaru, potensi bioenergi Indonesia yang mencapai 57 GW itu bisa dipecah lagi menjadi empat sumber daya yang berbeda, yakni biomassa (52,1 GW), limbah cair kelapa sawit atau POME (1,3 GW), sampah (1,4 GW), dan biogas (2,3 GW).
Berdasarkan peta sebaran di atas, potensi bioenergi terbesar dapat ditemukan di provinsi Riau (10,5 GW), yang sebagian besar berasal dari biomassa dari perkebunan kelapa sawit.
Untuk sampah dan biogas, potensi terbesarnya berada di provinsi Jawa Barat, masing-masing sebesar 0,25 GW dan 0,46 GW.
Tingginya potensi sampah ini sejalan dengan tingginya aktivitas penduduk di kawasan perkotaan dan banyaknya jumlah penduduk Jawa Barat jika dibandingkan dengan provinsi lain.
Soal pemanfaatan, sejauh ini potensi bioenergi yang sudah dipakai untuk pembangkitan listrik mencapai 3,1 GW, atau 5,4% dari total.
Potensi energi gelombang laut
Data yang disusun DEN mencatat potensi energi gelombang laut Indonesia sebesar 63 GW. Namun cukup disayangkan, sejauh ini pemanfaatannya belum berjalan sama sekali.
Jika melihat peta sebarannya, potensi arus laut terbesar berada di Bali (9 GW) dan Maluku (9 GW), disusul oleh Nusa Tenggara Barat (8,1 GW).
Gambar header: Freepik.