Dalam konteks energi terbarukan, gelombang laut disebut-sebut sebagai medium pembawa energi yang paling kuat, terutama jika melihat luas laut yang mencakup sekitar 70 persen dari seluruh permukaan bumi.
Para ilmuwan percaya bahwa gelombang laut yang ada di seluruh dunia dapat menghasilkan total daya listrik sebesar 2 terawatt (TW) per tahun.
Di negara seperti Amerika Serikat misalnya, potensi energi gelombang laut secara keseluruhan diperkirakan mencapai angka 2,64 triliun kilowatt hour (kWh), kurang lebih setara dengan 64 persen total kapasitas listrik yang dihasilkan AS pada tahun 2021.
Semua ini tentu baru sebatas teori, dan sering kali praktiknya tidaklah semudah itu.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah membangun alat yang dapat mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik (wave energy converter/WEC) dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
Alasannya bukan semata karena ganasnya lingkungan laut, melainkan juga karena pergerakan yang kompleks dari gelombang laut itu sendiri.
Problem ini dijelaskan dengan baik oleh Burke Hales, seorang profesor oseanografi yang juga menjabat sebagai Chief Scientist di PacWave, sebuah pusat pengujian proyek energi gelombang laut milik Departemen Energi Amerika Serikat.
“Angin dan arus, keduanya bergerak ke satu arah. Sangatlah mudah untuk memutar turbin atau kincir angin ketika Anda memiliki gerakan yang linear,” jelas Burke kepada CNBC.
“Ombak benar-benar tidak linear. Mereka berosilasi. Jadi kita harus mengubah energi osilasi ini menjadi semacam bentuk yang bisa ditangkap,” imbuhnya.
Tantangan ini pada akhirnya memicu pendekatan yang berbeda-beda dalam mengeksploitasi energi gelombang laut.
Salah satu contohnya seperti yang dilakukan perusahaan bernama CalWave. Solusi yang mereka kembangkan adalah sebuah WEC yang ditempatkan sepenuhnya di bawah permukaan laut.
Pergerakan ombak menyebabkan mesin ini untuk bergerak naik-turun. Saat bergerak turun, generator di dalamnya akan menghasilkan energi listrik. Tidak lama kemudian, ombak akan membawa mesinnya kembali ke atas, dan siklus yang sama pun akan berulang.
Pendekatan lain dilakukan oleh Oscilla Power. Solusi mereka terdiri dari dua bagian. Satu bagian mengapung dan bergerak ke segala arah mengikuti ombak, sementara satunya menggantung dengan stabil di bawah permukaan.
Perbedaan pergerakan antara kedua bagian tersebut menghasilkan tenaga pada kabel yang menghubungkannya, yang kemudian dimanfaatkan untuk memutar gearbox dan menggerakkan generator.
Dua contoh ini dirancang untuk digunakan di tengah laut. Namun ternyata tidak semua WEC harus berada jauh dari pantai.
Hal ini dibuktikan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama Eco Wave Power. WEC yang mereka buat didesain agar bisa dipasang di dermaga, namun dengan efisiensi yang tidak kalah dari WEC lepas pantai.
Pengembangan energi gelombang laut di dunia
Meski memiliki potensi yang besar, gelombang laut merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang paling jarang dikembangkan.
Contoh paling gampangnya, Indonesia sejauh ini masih belum memiliki pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL), terlepas dari fakta bahwa Indonesia merupakan negara maritim.
Kendati demikian, sejauh ini sudah ada beberapa negara yang mulai serius mengembangkan energi gelombang laut, dan tercatat saat ini ada setidaknya 23 negara yang mempunyai kebijakan spesifik terkait energi gelombang laut.
Di Amerika Serikat, sebanyak delapan proyek energi gelombang laut telah mendapatkan pendanaan senilai total $25 juta sejak awal 2022 untuk menguji teknologinya masing-masing di fasilitas milik PacWave.
Di Eropa, negara-negara kepulauan diharapkan dapat berperan besar dalam pengembangan energi gelombang laut sebagai bagian dari kebijakan energi terbarukan lepas pantai yang ditetapkan Uni Eropa.
Targetnya, energi gelombang laut di Eropa dapat memiliki kapasitas terpasang sebesar 1 gigawatt (GW) pada 2030 dan 40 GW pada 2050.
Di Britania Raya, energi gelombang laut malah sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1970an, dan saat ini ada beberapa proyek aktif di Skotlandia, Inggris, dan Wales.
Skotlandia bahkan mempunyai Wave Energy Scotland, sebuah badan nasional yang menangani pengembangan teknologi energi gelombang laut. Sejak 2014, Wave Energy Scotland telah menginvestasikan lebih dari £50 juta pada 132 proyek yang berbeda.
Gambar header: Silas Baisch via Unsplash.