Exxon Mobil pekan lalu mengumumkan rencana akuisisinya terhadap Denbury senilai $4,9 miliar. Denbury adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang carbon capture, utilization and storage (CCUS) dan enhanced oil recovery, sebuah metode peningkatan cadangan minyak bumi via injeksi material eksternal.
Akuisisi Denbury akan memberikan Exxon Mobil akses ke jaringan pipa karbon dioksida (CO2) terbesar di Amerika Serikat, dengan panjang total hampir 2.100 km. Sebagian besar di antaranya terletak di kawasan yang dikenal memiliki pasar emisi CO2 yang besar, macam Louisiana, Texas, dan Mississippi. Denbury juga memiliki 10 lokasi penyimpanan karbon yang strategis. Semuanya krusial untuk mempercepat penerapan strategi CCUS yang Exxon Mobil miliki.
Menurut International Energy Agency (IEA), CCUS mengacu pada teknologi yang dimanfaatkan untuk menangkap emisi CO2, sering kali dari fasilitas-fasilitas industri besar macam pabrik atau pembangkit listrik. Sebagian besar CO2 yang ditangkap itu kemudian bisa dipakai dalam proses enhanced oil recovery tadi, menunjukkan betapa bernilainya aset yang Denbury miliki bagi Exxon Mobil.
Berdasarkan pengamatan Insider, tujuan Exxon Mobil mengakuisisi Denbury bukan sebatas untuk meningkatkan produksi minyak bumi saja, melainkan juga sebagai bagian dari strategi besar Exxon Mobil agar tetap bisa mencetak keuntungan selagi negara-negara di dunia banyak yang berusaha untuk mencapai target penurunan emisinya.
Jadi ketimbang mendiversifikasi bisnisnya ke ranah energi terbarukan, Exxon Mobil pada dasarnya yakin mereka bisa tetap memompa minyak dan gas selama mereka dapat membatasi emisi karbon yang dihasilkan di pabrik-pabrik dan pembangkit listrik. Selain untuk enhanced oil recovery tadi, sebagian dari CO2 yang ditangkap juga bisa dimanfaatkan oleh industri lain, seperti misalnya untuk membuat pupuk.
Industri CCUS memang relatif masih baru, dan rekam jejaknya pun bisa dibilang agak bermasalah. Pun begitu, industri ini terus menghasilkan momentum yang kuat dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut estimasi IEA, saat ini ada sekitar 40 lokasi komersial yang beroperasi di seluruh dunia. Angkanya diperkirakan bakal bertumbuh menjadi 90 fasilitas CCUS di tahun 2030. Exxon Mobil sendiri sejauh ini memiliki fasilitas CCUS di 13 negara yang berbeda.
Tantangan terbesar dari penerapan strategi CCUS ini adalah perkara scaling. Pasalnya, IEA mengatakan bahwa seandainya 90 fasilitas CCUS itu benar-benar beroperasi di tahun 2030, keseluruhan industrinya hanya mampu menangkap sekitar sepertiga dari total emisi CO2 yang perlu dipangkas untuk mencapai target net-zero emission di tahun 2050.