Perubahan iklim bukanlah fenomena yang terjadi dalam semalam begitu saja, melainkan hasil akumulasi berbagai macam proses yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.
Secara umum, proses tersebut dikenal dengan istilah pencemaran lingkungan (environmental pollution). Apa itu pencemaran lingkungan? Mari kita bahas lebih jauh.
Definisi pencemaran lingkungan
Pencemaran atau polusi lingkungan dapat didefinisikan sebagai masuknya zat apa pun (padat, cair, atau gas) atau bentuk energi apa pun (panas, suara, atau radioaktif) ke lingkungan, yang pada akhirnya memicu perubahan kondisi lingkungan secara signifikan.
Kata signifikan di sini merujuk pada perubahan kondisi yang melebihi ambang batas tolerasi ekosistem. Dengan kata lain, zat berbahayanya masuk ke lingkungan lebih cepat daripada ia dapat terurai secara alami.
Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk halnya faktor alam. Kendati demikian, perilaku atau kegiatan manusia merupakan faktor terbesar penyebab terjadinya pencemaran lingkungan.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk, peluang terjadinya pencemaran lingkungan pun juga ikut meningkat.
Jenis-jenis pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan dapat diklasifikasikan berdasarkan medium lingkungannya, yakni pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah.
Pencemaran udara terjadi ketika udara bersih terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya, yang kemudian mengubah karakteristik alami atmosfer.
Zat berbahaya yang dimaksud bisa bermacam-macam, namun ada enam zat yang sering kali dianggap sebagai polutan udara utama: karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO dan NO2), sulfur dioksida (SO2), ozon (O3), partikulat, dan timbal (Pb).
Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (USEPA), konsentrasi keenam polutan tersebut di atmosfer dapat menjadi indikasi kuat akan kualitas udara di suatu lokasi.
Pencemaran udara merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim. Sebagian dari keenam polutan udara utama tadi juga sering diklasifikasikan sebagai gas rumah kaca, yang sendirinya merupakan penyebab terjadinya efek rumah kaca.
Pencemaran udara yang tidak terkendali juga bisa berakibat fatal. Menurut estimasi WHO, polusi udara bertanggung jawab atas kematian prematur 7 juta jiwa setiap tahunnya.
Beralih ke pencemaran air, fenomena ini terjadi ketika sumber air (danau, sungai, atau laut) terkontaminasi oleh zat, limbah, maupun mikroorganisme, hingga akhirnya ekosistem alami di sumber air tersebut terganggu.
Pembuangan limbah industri maupun limbah domestik secara sembarangan merupakan contoh umum penyebab terjadinya pencemaran air. Isu ini sering kali terjadi di negara-negara yang tidak memiliki infrastruktur pengelolaan limbah yang memadai.
Terakhir, ada pencemaran tanah yang terjadi ketika lapisan tanah terkontaminasi oleh limbah-limbah padat maupun cair.
Pencemaran tanah juga bisa mengakibatkan pencemaran air apabila limbahnya terbawa oleh angin, hujan, maupun hewan.
Upaya mengatasi pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah isu global yang memerlukan perhatian serius dan tindakan kolektif.
Dari pihak pemerintah, pemberlakuan undang-undang dan kebijakan yang mengatur tentang berbagai aspek pencemaran lingkungan merupakan salah satu langkah yang krusial.
Dari pihak pelaku usaha, investasi dalam pengembangan teknologi bersih dan berkelanjutan juga dapat membantu mengurangi emisi polutan.
Pihak masyarakat pun juga dapat berkontribusi dengan menerapkan praktik-praktik berkelanjutan, seperti misalnya membatasi konsumsi bahan dan sumber daya alam yang berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan.
Dengan kesadaran yang lebih tinggi, regulasi yang ketat, dan inovasi berkelanjutan, dampak buruk pencemaran lingkungan tentu bisa diminimalkan.
Gambar header: Freepik.