1 Java Street di Brooklyn, New York, berpeluang menjadi bangunan residensial terbesar di seluruh Amerika Serikat yang menggunakan sistem pemanasan dan pendinginan geothermal (panas bumi). Berdasarkan laporan CNN, bangunan seluas 7,3 hektar dengan 834 unit apartemen ini dijadwalkan rampung pada akhir 2025.
Teknologi geothermal pada dasarnya adalah versi yang lebih ramah lingkungan dari sistem HVAC (heating, ventilation, and air conditioning), yang memungkinkan pendinginan dan pemanasan ruang secara lebih efisien, tanpa harus mengandalkan unit AC dan gas alam. Lendlease selaku perusahaan yang bertanggung jawab atas pembangunan 1 Java Street mengeklaim teknologi ini akan mengurangi emisi karbon hingga sekitar 55%, cukup untuk mencapai target net zero.
Para ahli mengatakan, dalam menghadapi peningkatan suhu musim panas yang terus mencatatkan rekor baru di seluruh dunia, menemukan cara yang lebih ramah lingkungan dalam mendinginkan bangunan merupakan salah satu langkah krusial untuk memerangi perubahan iklim. Laporan dari International Energy Agency pada tahun 2018 menunjukkan bahwa pendingin udara dan kipas listrik menyumbang sekitar 20% dari total penggunaan listrik global.
Sistem geothermal dilihat sebagai salah satu cara yang efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Di 1 Java Street, kru konstruksi menggali sebanyak 320 lubang sedalam 152 meter, masing-masing dengan diameter sekitar 10 cm, untuk mewujudkan sistem pipa geothermal-nya. Dari situ, pengaturan suhu di dalam gedung hanya perlu mengandalkan sebuah termostat.
Adam Alaica, direktur teknik dan pengembangan di Geosource Energy — perusahaan asal Kanada yang menangani instalasi pipa geothermal di 1 Java Street — mengatakan bahwa meskipun teknologi geothermal bukan teknologi baru, minat terhadapnya terus meningkat secara eksponensial dari tahun ke tahun.
Namun yang menjadi tantangan saat ini adalah biaya pemasangan yang relatif masih tinggi. Lendlease melaporkan bahwa biaya konstruksi bangunan meningkat sekitar 6% karena penggunaan sistem geothermal. Harapannya, biaya yang dibutuhkan akan turun ketika semakin banyak pengembang yang berinvestasi dalam teknologi ini, serta semakin banyak perusahaan yang menyediakan pelatihan khusus terkait pemasangan sistem geothermal.
Penghuni 1 Java Street mungkin tidak akan merasakan penghematan biaya utilitas yang signfikan berkat sistem geothermal, sebab biaya listrik akan ditanggung oleh penyewa sendiri. Meski demikian, sistem ini diharapkan bisa lebih efisien dalam pemanasan dan pendinginan bangunan di masa yang akan datang.
1 Java Street diharapkan bisa menjadi contoh bagi pengembang lain untuk menggunakan teknologi geothermal yang ramah lingkungan. Dengan adanya peningkatan popularitas dan dukungan pelatihan, teknologi ini tentu akan dapat digunakan di lebih banyak tempat.
Gambar header: Freepik.