Sejak PLTS Terapung Cirata resmi beroperasi, pemerintah Indonesia semakin antusias menggarap proyek PLTS terapung lain. Pertanyaannya, apakah PLTS terapung hanya bisa ditempatkan di waduk atau danau saja?
Jawabannya tidak, sebab PLTS terapung sebenarnya juga bisa ditempatkan di laut, dan ini telah dibuktikan oleh para peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Baru-baru ini, mereka memperkenalkan purwarupa PLTS terapung yang dapat diletakkan di laut. Dinamai Solar2Wave, proyek yang sudah dikembangkan sejak Maret 2023 ini merupakan yang pertama direalisasikan di Indonesia.
Mengembangkan PLTS terapung untuk laut tentu bukan tanpa tantangan, apalagi mengingat potensi gelombang laut yang dapat menimbulkan kerusakan pada panel surya.
Mengutip siaran pers ITS, Solar2Wave sendiri telah dibekali dengan sistem terpadu untuk mengatasi masalah gelombang. Contohnya keberadaan floater dan break water yang mengelilingi komponen panel surya, yang berfungsi untuk meminimalkan hantaman keras dari gelombang laut.
Lebih lanjut, kubus apung yang digunakan juga sudah memenuhi sertifikasi ketahanan terhadap sinar ultraviolet, anti korosi dari air laut, bahan kimia, serta minyak.
Untuk spesifikasinya sendiri, purwarupa generasi pertama ini terdiri dari enam buah panel surya berjenis monocrystalline dan polycrystalline dengan kapasitas total 600 watt. Turut melengkapi adalah sistem penyimpanan energi berbasis baterai dengan kapasitas 12 volt dengan tegangan 65 AH.
Setelah berhasil mengembangkan purwarupanya di wilayah galangan kapal Orela di Gresik, pilot project riset tim Solar2Wave selanjutnya akan digarap di wilayah Gili Ketapang, Probolinggo, Jawa Timur.
Selain dari segi aksesibilitas menuju wilayah pemasangan, lokasi ini dipilih dengan mempertimbangkan jumlah penduduk yang membutuhkan bantuan listrik dan kondisi sosial mereka.
Ketua tim pengembang Solar2Wave, I Ketut Aria Pria Utama, mengungkapkan bahwa pilot project ini nantinya akan memiliki kapasitas sebesar 25 kilowatt (kW), cukup tinggi untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar diesel.
“Penggunaan Solar2Wave ini diproyeksikan mampu untuk menunjang kebutuhan listrik harian rakyat serta pabrik es batu yang menjadi salah satu kebutuhan penting bagi para nelayan di wilayah Gili Ketapang,” jelas Ketut.
Solar2Wave merupakan hasil kolaborasi ITS dengan banyak pihak, termasuk Innovate UK yang memberikan pendanaan sebesar 300 ribu poundsterling.
Ke depannya, untuk tahap riset berikutnya yang akan dimulai pada April 2024, proyek ini akan memperoleh pendanaan sebesar 500 ribu poundsterling, serta akan melibatkan lebih banyak mitra kerja sama, khususnya dari pihak pemerintah.