Indonesia punya potensi energi surya yang sangat besar, akan tetapi realisasi pemanfaatannya sejauh ini masih tergolong minim.
Sebuah laporan dari Global Energy Monitor (GEM) bahkan menempatkan Indonesia pada peringkat ke-8 dari total 11 negara anggota ASEAN yang dipantau dalam hal kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
GEM mencatat bahwa Indonesia memiliki kapasitas terpasang PLTS sebesar 21 megawatt (MW), sementara tiga negara di bawahnya (Brunei Darussalam, Laos, Timor Leste) semuanya sama sekali belum memiliki PLTS yang operasional.
Posisi teratas sendiri dihuni oleh Vietnam dengan kapasitas terpasang PLTS sebesar 13.035 MW. Selain PLTS, Vietnam juga tercatat memiliki kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) yang terbesar di antara negara-negara ASEAN.
Laporan GEM juga mencantumkan potensi PLTS dari masing-masing negara, dan Indonesia diproyeksikan bisa menambah kapasitas PLTS sebesar 16.530 MW, yang terdiri atas 11.508 MW proyek yang sudah diumumkan dan 5.022 MW proyek yang sudah masuk tahap pra-konstruksi.
Data yang dikumpulkan GEM ini berbeda cukup drastis dibanding data yang dipublikasikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Berdasarkan publikasi Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2023 yang dirilis Januari lalu, total kapasitas terpasang PLTS di Indonesia pada 2023 mencapai 573,8 MW.
Bahkan kapasitas terpasang PLTS di Indonesia pada tahun 2018 pun masih lebih besar daripada temuan GEM, yakni 67,6 MW, sehingga perlu ada validasi lebih lanjut terkait hal ini.
GEM sendiri meracik datanya dari sumber-sumber seperti data yang dirilis pemerintah, rencana energi dan sumber daya negara, laporan dari perusahaan listrik negara maupun swasta, berita dan laporan media, serta NGO yang melacak PLTS atau perizinannya.
GEM kemudian melakukan validasi dengan membandingkan kumpulan data yang didapat dengan data milik perusahaan dan data publik seperti database World Energy Power Plant olahan S&P Global, Global Power Plant Database olahan World Resources Institute, Wiki-Solar, CSP Guru, dan berbagai sumber lainnya.
Kalau melihat data dari Kementerian ESDM, PLTS sepertinya memang tidak menjadi prioritas utama pemerintah dalam hal pengembangan pembangkit energi terbarukan.
Ini bisa dilihat dari kapasitas terpasang pembangkit lain yang jauh lebih besar, seperti misalnya panas bumi (2.417,7 MW), bioenergi (3.195,4 MW), dan air (6.784,2 MW).
Seandainya laporan GEM menggunakan data dari Kementerian ESDM, maka Indonesia dengan kapasitas terpasang PLTS sebesar 573,8 MW akan menduduki peringkat ke-5, di bawah Thailand dan di atas Kamboja.
Gambar header: CHUTTERSNAP via Unsplash.