Dalam langkah kolaboratif untuk memerangi perubahan iklim, Google dan organisasi nirlaba Environmental Defense Fund (EDF) mengumumkan kemitraan untuk memetakan polusi metana dan infrastruktur minyak dan gas dari luar angkasa.
Proyek ambisius ini memanfaatkan teknologi satelit dan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi sumber-sumber emisi metana yang berpotensi besar memengaruhi pemanasan global.
EDF berencana meluncurkan satelit MethaneSAT bulan depan. Satelit ini memiliki kemampuan khusus untuk melacak emisi metana, gas rumah kaca yang 80 kali lebih kuat daripada karbon dioksida dalam memerangkap panas dalam 20 tahun pertama keberadaannya di atmosfer.
Meski berumur pendek, mengurangi emisi metana dapat memberikan dampak langsung dan signifikan terhadap perubahan iklim.
Sementara itu, Google turun tangan dengan keahliannya dalam AI untuk membuat peta infrastruktur minyak dan gas yang terperinci.
Dengan melatih AI mengenali sumur minyak, pompa ekstraksi, tangki penyimpanan, dan infrastruktur bahan bakar fosil lainnya dari citra satelit, Google dapat menciptakan gambaran menyeluruh mengenai jaringan pipa dan fasilitas yang berpotensi menjadi sumber kebocoran metana.
Kombinasi data emisi dari MethaneSAT dan peta infrastruktur dari Google diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sumber-sumber polusi metana terbesar di dunia.
Informasi ini nantinya akan dipublikasikan melalui situs web MethaneSAT dan platform Google Earth Engine, sehingga dapat dimanfaatkan oleh para peneliti, perusahaan energi, dan sektor publik untuk mengambil langkah mitigasi yang efektif.
Kolaborasi ini didasari oleh kesadaran bahwa kebocoran metana dari infrastruktur minyak dan gas merupakan salah satu kontributor utama pemanasan global.
Kebocoran ini tidak hanya merugikan lingkungan, tetapi juga merugikan ekonomi. Contohnya seperti yang dialami Amerika Serikat selaku produsen gas alam terbesar di dunia, yang kehilangan sekitar 1% produksi gas tahunannya akibat kebocoran.
Meskipun upaya pemetaan polusi metana ini merupakan langkah penting, Google dan EDF menegaskan bahwa solusi jangka panjang untuk mengatasi perubahan iklim terletak pada transisi menyeluruh ke energi bersih.
Google sendiri telah berkomitmen untuk berhenti mengembangkan alat AI khusus yang dapat digunakan oleh perusahaan bahan bakar fosil untuk meningkatkan ekstraksi minyak dan gas.
Dengan menggabungkan teknologi satelit, kecerdasan buatan, dan komitmen bersama, kemitraan Google dan EDF diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Proyek pemetaan polusi metana ini tidak hanya berpotensi mengurangi emisi gas berbahaya, tetapi juga meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya transisi menuju energi yang lebih berkelanjutan.
Sumber: The Verge.