Indonesia mempunyai potensi energi surya yang begitu besar. Sebagai negara tropis yang berada tepat di bawah garis khatulistiwa, Indonesia menyimpan potensi energi surya yang melimpah ruah.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total potensi energi surya di Indonesia mencapai angka 207,9 gigawatt (GW).
Angka tersebut adalah yang tertinggi di antara sumber energi terbarukan lainnya, sebut saja energi hidro yang memiliki total potensi sebesar 94,47 GW dan energi angin sebesar 60,64 GW.
Dibandingkan dengan potensi energi panas bumi maupun bioenergi, total potensi energi surya di Indonesia juga jauh lebih besar.
Melihat potensi energi surya yang luar biasa, tidak heran jika pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menjadi salah satu agenda utama dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Berdasarkan target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025, pengembangan proyek PLTS ditargetkan mencapai total kapasitas 6,5 GW.
Sayangnya, realisasinya masih jauh dari itu.
Potensi energi surya di Indonesia besar, tapi pengembangannya belum maksimal
Hingga semester pertama tahun 2023 kemarin, Kementerian ESDM mencatat kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan (PLT EBT) secara menyeluruh sudah mencapai angka 12.736,7 megawatt (MW).
Dari total tersebut, kontribusi PLTS rupanya masih sangat kecil, persisnya di angka 322,6 MW. Angka tersebut bahkan masih di bawah 5 persen dari yang ditargetkan.
Untuk mengejar ketertinggalan, pemerintah telah berkomitmen untuk menggenjot pengembangan PLTS, utamanya jenis PLTS terapung yang mengedepankan efisiensi lahan.
Pada bulan November 2023, PLN resmi mengoperasikan PLTS Terapung Cirata yang dibangun di atas area Waduk Cirata. PLTS Terapung Cirata memiliki kapasitas sebesar 145 MW, alias yang terbesar di Asia Tenggara, dan nomor tiga di dunia.
Keberadaan PLTS Terapung Cirata juga otomatis menggeser posisi PLTS Likupang yang sebelumnya memegang gelar PLTS berkapasitas terbesar di Indonesia dengan kapasitas 15 MW.
Sebagai perbandingan, PLTS Terapung Cirata dibangun di atas wilayah perairan seluas 200 hektare, sementara PLTS Likupang dibangun di atas lahan seluas 29 hektare.
Sejauh ini, PLN sudah punya rencana untuk membangun 7 PLTS terapung lain hingga tahun 2030. Berikut perinciannya:
- PLTS Terapung Saguling di Jawa Barat dengan kapasitas 60 MW
- PLTS Terapung Singkarak di Sumatera Barat dengan kapasitas 48 MW
- PLTS Terapung Wonogiri di Jawa Tengah dengan kapasitas 100 MW
- PLTS Terapung Sutami di Jawa Timur dengan kapasitas 122 MW
- PLTS Terapung Jatiluhur di Jawa Barat dengan kapasitas 100 MW
- PLTS Terapung Mrica di Jawa Barat dengan kapasitas 60 MW
- PLTS Terapung Wonorejo di Jawa Timur dengan kapasitas 122 MW