Tongkol jagung merupakan salah satu limbah pertanian yang paling mudah dijumpai di seluruh dunia, yang dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif (biomassa).
Namun itu bukan satu-satunya cara untuk mengolah limbah tongkol jagung. Hal ini telah dibuktikan oleh startup asal Belanda, Circular Matters, yang mengolah limbah tongkol jagung menjadi ubin pengganti keramik.
Ubin ramah lingkungan ini mereka namai CornWall, dan produk ini akan dikomersialkan dengan bantuan perusahaan bernama StoneCycling.
CornWall terbuat dari bahan yang hampir sepenuhnya terbarukan. Tahap pertama dalam proses produksinya adalah mengeringkan tongkol jagung lalu mencacahnya menjadi kecil-kecil.
Limbah jagung yang sudah diolah tersebut kemudian dicampur dengan limbah pertanian lain dan pigmen warna, sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam mesin pengepresan dan dipanaskan pada suhu 120° hingga 150° C.
Proses ini akan mengaktifkan polimer alami yang terkandung dan menciptakan ikatan yang kuat. Sebagai langkah terakhir, ubin-ubin jagung yang sudah berbentuk padat ini akan diberi lapisan tipis agar tahan air.
Selain terbuat dari bahan-bahan organik, CornWall juga merupakan produk yang biodegradable alias mudah terurai secara alami.
Pengembangnya mengeklaim bahwa Cornwall akan terurai dengan sendirinya setelah dikubur selama beberapa bulan. Satu-satunya bagian yang tersisa hanyalah lapisan anti-airnya, yang mencakup hanya 0,001% dari komposisi totalnya.
Keputusan memilih tongkol jagung sebagai bahan baku sendiri didasari oleh ketersediaannya yang begitu melimpah. Di saat yang sama, pengolahan limbahnya pun masih meninggalkan jejak karbon.
“Biasanya, itu berarti tongkol jagung tersebut tetap berada di ladang dan membusuk, atau dibakar sebagai biomassa untuk menghasilkan energi,” jelas Ward Massa, co-founder StoneCycling, saat berbicara kepada Deezen.
“Dalam kedua kasus tersebut, Anda melepaskan karbon yang tersimpan di dalam serat-serat tongkol jagung — tongkolnya membusuk dan karbon dilepaskan, atau Anda membakarnya dan karbon dilepaskan,” imbuhnya.
Dengan CornWall, karbonnya akan tetap disimpan di dalam ubin. Selama proses produksi, StoneCycling juga memanfaatkan listrik yang bersumber dari energi surya guna benar-benar meminimalkan jejak karbonnya.
Saat ini, CornWall telah tersedia dalam dua ukuran dan enam pilihan warna. Ke depannya, akan ada lebih banyak opsi tekstur yang dapat dipilih.
CornWall merupakan produk ramah lingkungan keempat dari StoneCycling. Produk pertama mereka adalah WasteBasedBrick, yang, sesuai namanya, adalah bahan bangunan yang terbuat dari campuran limbah.